Bahaya Internet bagi Anak Mulai dari Ancaman Pornografi, Cyber Bullying, dan Predator Online
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada tahun 2014 oleh Survey Cyber Crime, sebanyak 9 persen internet user pernah mendapatkan konten yang bersifat kekerasan.
Menurut data dari BPS tahun 2010 sebanyak 90% anak mengetahui ponografi dari internet. Anak-anak saat ini sangat familiar sekali dengan yang namanya internet.
Maklum saja generasi mereka adalah generasi digital pribumi, sedangkan para orangtuanya adalah generasi digital asing. Saya menyebutnya begitu karena sejak lahir anak-anak saat ini sudah lazim dengan yang namanya internet.
Orangtuanya dahulu pada saat seusia anak-anak mereka saat ini belum mengenal yang namanya internet. Sehingga masih ada waktu transisi. Perubahan lingkungan dan zaman belum secepat saat ini karena kemajuan teknologi.
Baca juga: Web Browser Terbaik untuk Windows dan Linux
Sebutan bagi mereka para orangtua, yaitu Digital Immigrants. Akses internet saat ini sangat mudah sekali dijumpai, mulai dari layanan internet bulanan unlimited yang ditawarkan oleh penyedia layanan jasa internet.
Belum lagi layanan publik seperti hotel, restaurant, perpustakaan, rumah sakit, taman publik di kota-kota besar juga turut menyumbang kemudahan akses berinternet ria gratis bagi semua orang.
Fungsi pengawasan orangtua pada saat anak berselancar ria di dunia maya pun semakin berkurang. Malahan ada orangtua yang belum tahu mengenai bahaya internet itu sendiri.
Oleh karena itu saya akan paparkan beberapa hal yang menjadi fokus kita kali ini. Semoga bermanfaat untuk para orangtua. Mohon bantu sebarkan tulisan ini jika Anda rasa bermanfaat untuk dibagikan ya. 🙂
Bahaya Internet yang Pertama yaitu Adalah Cyber Bullying
Cyber bullying adalah istilah di mana seseorang melakukan tindakan yang menjurus pada intimidasi, mempermalukan seseorang, menghina, mengejek, merendahkan, yang dilakukan melalui media internet.
Media yang sering dipakai dalam melakukan cyber bullying itu sendiri seperti Facebook, Twitter, WhatsApp, Line, dan aplikasi untuk berkomunikasi dan berinteraksi lainnya.
Efek terburuk dari aktivitas ini adalah anak menjadi tidak mau sekolah, takut bersosialisasi dengan teman-temannya, bahkan ada kasus anak depresi dan bunuh diri lantaran mendapatkan cyber bullying ini.
Solusi Permasalahan Cyber Bullying
- Orangtua perlu memantau percakapan yang dilakukan oleh anak dan teman-temannya.
- Bersahabat dengan anak, lalu mengajak anak untuk terbuka dengan masalah yang ia hadapi.
- Cyber bullying juga bisa diatasi dengan memberikan pemahaman agama kepada anak.
- Tidak ada salahnya orangtua belajar juga menggunakan internet sebagai media komunikasi dan interaksi.
- Kenali jika anak tiba-tiba tertutup, pendiam, murung, dan seperti terlihat depresi.
Bahaya Internet yang Kedua Adalah Predator Online
Predator online adalah orang yang mencoba mendekati anak-anak atau remaja dengan berlagak ramah namun sifatnya tersebut memiliki tujuan tertentu, yang biasanya menjurus pada kejahatan seksual.
Di bawah ini ada video eksperimen yang menggambarkan bagaimana seorang anak dengan mudahnya dijebak oleh predator online dengan iming-iming makan malam bersama atau sekedar ketemuan dengan orang yang baru dikenalnya.
Baca juga: Tips Melindungi Android dari Virus dan Malware
Ternyata si anak tanpa berpikir panjang mau diajak oleh pelaku predator online tersebut untuk ketemuan. Adapun media komunikasi yang digunakan beragam mulai dari SMS, WhatsApp/Line, dan Facebook Messenger.
Sedangkan orangtua si anak dalam video eksperimen ini bersembunyi hingga anaknya datang dan memergoki apa yang anaknya lakukan dengan orang yang baru dikenalnya tersebut.
Solusi dalam Mengatasi Para Pelaku Predator Online
- Anda bisa memantau lokasi keberadaan anak melalui smartphone mereka.
- Mengajarkan anak untuk tidak mau jika diajak ketemuan dengan orang yang baru ia kenal.
- Minimal Anda memiliki kontak teman-teman terdekatnya di lingkungan rumah maupun sekolahnya.
- Para orangtua cobalah menjadi mitra, sahabat, dan teman terdekat anak.
- Menanamkan nilai agama itu sangat amat penting sebagai tameng anak dalam berperilaku.
Bahaya Internet yang Ketiga Bagi Anak dan Remaja yaitu Adalah Pornografi
Pemerintah memang sedang gencar-gencarnya melakukan pemblokiran website yang mengandung konten pornografi, kekerasan, intimidasi, radikalisme, dan terorisme.
Namun apakah cukup bergantung pada usaha yang dilakukan oleh pemerintah? Tentu tidak. Mengapa? Karena konten bermuatan unsur yang telah disebutkan di atas ternyata masih bisa diakses dengan mudah.
Mungkin websitenya telah diblokir 100%, ada celah lainnya yaitu anak dapat berbagi file melalui media penyimpanan seperti harddisk, flashdisk, dan lain sebagainya.
Menurut ahli bedah otak yaitu Dr. Donald Hilton Jr dari Amerika Serikat, ia mengatakan bahwa pornografi mampu mengubah struktur dan fungsi otak. Itu berarti kecanduan pornografi bisa merusak otak manusia.
Lalu bagaimana cara meminimalisir salah satu bahaya internet yaitu pornografi ini?
Solusi Kecanduan Pornografi Pada Anak dan Remaja
- Ubah lingkungan, pertemanan, dan keluarga berusaha lebih dekat dengan anak.
- Bawa anak ke psikolog/psikiater jika memang diperlukan.
- Blokir konten pornografi dengan mengganti DNS atau memakai software parenting K9 Web Protection.
- Memantau/mengecek histori browser, smartphone dan penyimpanan data yang anak miliki
- Mengajarkan anak pentingnya belajar agama dan bahayanya pornografi.
Hal yang bisa dilakukan oleh orangtua dalam meminimalisir bahaya internet yang telah dibahas di atas adalah dengan menanamkan nilai agama yang kuat kepada anak.
Keluarga adalah tempat terbaik seorang anak untuk berlindung. Konsep Baiti Jannati, perlu digalakan kembali. Rumah bukan sekedar tempat berlindung tetapi lebih daripada itu.
Orangtua juga walaupun sebagai generasi digital asing, perlu belajar teknologi sehingga dapat terus mengawasi anak. Gabung dengan komunitas yang mengalakan pentingnya ilmu parenting.
Terakhir, setelah usaha selalu ditutup dengan doa. Semoga Allah yang Maha Kuasa menjaga keluarga, anak, istri dan keturunan kita dari api neraka. Aamiin ya robbal alamin. 🙂