Alasan Investasi Bodong Subur di Indonesia

Hari ini saya mengajak Anda semua para pembaca setia blog www.situstarget.com/blog untuk merenung kembali mengapa ya di negeri kita tercinta ini, namanya investasi bodong masih tumbuh subur?

Tulisan ini bukan untuk menyalahkan siapapun atau ditujukan kepada perorangan atau sebuah organisasi tertentu, tetapi lebih kepada mari yuk kita sama-sama instropeksi diri.

Dengan Anda membaca tulisan ini, saya berharap bisa memberikan wawasan baru dan pengaruh yang positif tentunya untuk Anda dan orang-orang yang berada di sekitar Anda. Saya berharap partisipasi berupa sebuah tindakan kecil, yaitu dengan men-share artikel ini di sosial media yang Anda miliki seperti Facebook, Twitter, dan Google Plus.

Beserta media komunikasi WhatsApp dapat memperluas edukasi ke masyarakat terkait tulisan ini. Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa investasi bodong masih tumbuh subur di Indonesia:

1. Kurangnya Edukasi Masyarakat Sedini Mungkin Tentang Dunia Investasi

Di Indonesia sendiri jika saya ingat-ingat beberapa belas tahun kebelakang ketika saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Perkenalan tentang dunia investasi itu hampir tidak pernah tersentuh sama sekali.

Seingat saya materi yang disampaikan barulah seputar menabung. Saya pikir di era IoT (Internet of Things) di mana internet tidak hanya menyatukan komputer satu dengan komputer yang lain, tetapi lebih daripada itu.

Di era ini, internet telah menyatukan orang yang satu dengan orang yang lain di belahan dunia manapun. Berkat koneksi internet dengan gadget semisal smartphone.

Artinya apa, keterbukaan informasi ini bisa memberikan dampak positif bagi penggunanya maupun sebaliknya. Anak-anak SD saat ini saya rasa sudah perlu diajari juga tentang perkenalan tentang dunia investasi.

Sehingga di kemudian hari, bekal semasa Sekolah Dasar bisa menjadi proteksi guna menghindari Investasi Bodong.

2. Selama Ada Ketamakan atau Kerakusan Di situ Pasti Ada Peluang Tumbuhnya Investasi Bodong

Ketamakan atau rakus merupakan benih-benih yang akan terus menumbuhkan pohon investasi bodong, mereka yang ingin kaya dengan cepat, tidak sabar dalam berproses, tidak sabar dalam mencari rezeki, pengennya dapat uang dengan cara cepat, mudah, tanpa resiko, tanpa perlu kerja keras, tanpa perlu berpikir, dan seterusnya.

Selama sifat ini (ketamakan atau kerakusan) tidak dapat dikendalikan oleh masyarakat di Indonesia, selama itu pula peluang bertumbuhnya perusahaan yang menawarkan investasi bodong tetap ada.

3. Malu Lapor ke Polisi Karena Jadi Korban Investasi Bodong Itu Salah Besar!

Bagi sebagian korban yang terkena penipuan investasi bodong karena merasa malu ditipu, sehingga memilih untuk tidak melapor ke polisi. Menurut saya, ini tindakan yang salah besar.

Mengapa demikian? Pertama, Anda berarti membiarkan investasi bodong itu terus tumbuh dari waktu ke waktu. Jika hal itu dibiarkan maka akan ada korban-korban berikutnya.

Kedua, tindakan preventif dari pihak kepolisian menjadi tidak terlaksana karena tidak ada laporan tentang kasus penipuan tersebut. Ya, terkadang pihak kepolisian baru bergerak karena aduan dan laporan.

Toh bukannya pihak kepolisian yang tidak proaktif. Tapi memang kasus kejahatan yang ditangani juga buanyak. Sehingga partisipasi dari masyarakat juga diperlukan.

4. Berinvestasi Jangan Asal Percaya Sama Teman!

Nah ini dia, beberapa kasus penipuan investasi bermula dari asal percaya sama teman dekat. Bro, gan, sis, sob, kalau namanya bisnis atau investasi itu bukan cuma soal percaya atau ngga.

Tetapi ada hitungan matematiknya, ada prosedur hukumnya, dan lain-lain. Jadi kalau ada teman dekat nawarin investasi tertentu dan emang Anda ga yakin sama perusahaannya ya tolak baik-baik aja.

Mau dia temen deket kek, guru, saudara, keluarga dekat atau keluarga jauh. Kalau udah ngomongin bisnis atau investasi ya harus profesional!

Jangan sampai karena kedekatan secara emosional menghilangkan cara pandang rasional Anda terhadap bisnis atau investasi yang ditawarkan. Salah satu teman saya, pernah kena tipu hingga miliaran rupiah.

Terus kalau sudah begitu siapa yang rugi sendiri? Jadi namanya mau investasi jangan asal percaya sama teman dekat ya! Boleh percaya, tapi hal-hal rasional jangan sampai dihilangkan. Sip ya?

5. Investasi Jangan Asal Ikut-ikutan Trend

Bro, bro pengen investasi apa cukur rambut? Kok ikut-ikutan trend yang lagi nge-hits aja. Ya, masyarakat di Indonesia itu sukanya memang kumpul-kumpul dan ikut-ikutan alias latahan.

Ga ada yang salah si dari budaya itu. Tapi, kalau udah ngomongin investasi yo mbok jangan asal ikut-ikutan trend aja.
Investasi juga harus Anda kenali dulu profil resikonya, profitnya bagaimana, perusahaannya seperti apa, sesuai ga investasi itu dengan kebutuhan Anda, dan pertanyaan-pertanyaan lain seputar 5W+1H bisa Anda tanyakan dulu ke diri Anda.

Jangan sampai, udah banting keringet, peras tulang, eh uang malah menghilang (Sudah-sudah perumpamaan itu memang sengaja saya bolak-balik, yang penting Anda pahamkan maksud saya hehe).

6. Jangan Malu untuk Bertanya dengan Ahlinya

Ahli yang saya maksud itu buanyak maknanya. Anda bisa bertanya kepada dosen di kampus, penasehat keuangan, konsultasi misalnya ke seorang perencana keuangan/financial planner (Memang si ketika Anda konsultasi dengan seorang financial planner, Anda tidak akan mendapatkan semacam saran untuk beli produk A atau B.

Mereka akan lebih memberikan Anda wawasan tentang bagaimana cara aman memilih investasi, ketimbang saran untuk beli suatu produk jasa keuangan tertentu).

Nah, berikutnya Anda juga bisa bertanya dengan mereka yang bekerja di perbankan, atau bisa juga sharing dengan hotline Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang investasi yang akan Anda ikuti itu apakah termasuk kategori investasi yang aman atau tidak.

7. Kurang Membaca Blog Informatif yang Memberikan Edukasi tentang Dunia Investasi

Nah banyak masyarakat di Indonesia yang belum sadar tentang pentingnya membaca blog atau portal berita online yang membahas tentang edukasi investasi.

Tapi jika Anda sudah membaca artikel ini berarti syukur alhamdulillah semoga Anda terhindar dari investasi bodong. Nah jangan hanya baca, saya sudah menyediakan fitur di blog ini yang memungkinkan Anda untuk mendapatkan tulisan terbaru dari www.situstarget.com/blog

setiap kali saya posting artikel baru melalui email Anda. Caranya tinggal Anda daftarkan saja email Anda pada halaman berikut ini.

8. Investasi Bukan Berbicara Soal Untung Terus

Investasi itu tidak hanya berbicara untung terus, fix income, dan seterusnya. Biasanya investasi bodong akan memberikan janji semanis surga.

Keuntungan yang stabil setiap bulannya, bonus berkali-kali lipat setiap bulan, bagi hasil hingga tak terhingga. well, kalau ada penawaran yang kayak gitu. End chat aja. Lo gue end.  😆

9. Investasi Emas Tapi Ga Dapat Emas?

Sis, sis karena bro bro tadi udah. Emas itu yang paling penting adalah fisiknya. Kalau sis investasi emas tapi cuma dapet lembaran sertifikat aja.

Kudu hati-hati ya! Moso investasi sudah keluar uang banyak eh cuma dikasih lembaran kertas doang dengan janji-janji. Anda bingung? Sama, saya juga bingung sama investasi yang kayak gitu.

10. Cari Tahu Dulu Orang di Balik Layar Perusahaan Investasi Anda

Biasanya ujung cerita dari kasus penipuan berkedok investasi bodong, uang nasabah di bawa kabur sama pemilik perusahaan atau orang-orang yang berada di posisi top level manajemen perusahaan tersebut, betul?

Ya, kalau Anda tidak percaya, coba aja googling rata-rata kisah klasiknya kayak gitu. Nah sebelum Anda benar-benar nyemplung di perusahaan investasi manapun.

Pastikan orang-orang yang berada di posisi paling atas yang memiliki pengaruh, wewenang, power, dan seterusnya adalah orang-orang yang tidak bermasalah.

Cara cari tahunya gampang. Tanya Mbah Google dan manfaatkan sosial media semacam linkedin, facebook, atau Google Plus bisa juga.

Kesimpulan

Perlu adanya pembenahan diri dan tidak perlu menyalahkan orang lain. Apabila terjadi kasus penipuan semacam investasi bodong.

Semoga kedepan, hal-hal semacam ini bisa diminimalisir dengan meningkatkan ilmu pengetahuan dan belajar dari pengalaman orang lain.

Belajar bisa melalui seminar, baca-baca artikel atau berita online, sharing dan diskusi di sosial media, dan seterusnya.

About The Author

Gabung Bersama +30.000 Pembaca Kami!

Daftarkan email anda untuk mendapatkan artikel terbaru dari Situstarget.com.

Proses pendaftaran hampir selesai, mohon cek email Anda dan Klik tombol konfirmasi.

Pin It on Pinterest

Share This