Menguak Fakta-Fakta di Balik Shock Inflasi di Indonesia

Apa itu Shock Inflasi?

Sejauh ini di Indonesia sering terjadi inflasi yang cukup tinggi, yang menyebabkan harga barang dan jasa secara umum naik dengan tidak terkendali. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan inflasi?

Inflasi adalah kondisi ekonomi dengan kecenderungan harga barang dan jasa mengalami kenaikan dalam waktu yang cukup lama. Dampak inflasi atau kenaikan harga barang dan jasa ini selanjutnya menurunkan nilai mata uang.

Baca juga: Pengusaha Sukses Memiliki 10 Kebiasaan Baik Ini

Oleh karenanya bisa dikatakan, inflasi adalah penurunan nilai mata uang terhadap nilai barang dan jasa pada umumnya. Inflasi ini adalah gejala ekonomi yang tidak dapat dihilangkan dengan tuntas, hanya dapat dikurangi ataupun dikendalikan.

Mengapa di Indonesia lebih sering terjadi shock terhadap inflasi? Mari kita ulik bersama.

Penyebab Inflasi dan Shock Inflasi

Banyak orang bertanya-tanya, apa sebenarnya yang menjadi penyebab inflasi ini? Berikut ini penjelasannya.

1. Inflasi karena Kenaikan Permintaan (Demand Pull Inflation)

Inflasi ini disebabkan oleh adanya kenaikan permintaan pada beberapa jenis barang pada saat-saat tertentu. Inflasi jenis ini terjadi misalnya pada saat menjelang tahun ajaran baru atau bulan Ramadan.

Kebutuhan yang meningkat akan barang-barang seperti baju, makanan, hingga kendaraan, menyebabkan harga-harga bergerak naik. Inilah yang menyebabkan inflasi dalam negeri mengalami peningkatan.

2. Inflasi karena Biaya Produksi (Cost Pull Inflation)

Inflasi ini terjadi akibat adanya kenaikan biaya produksi, yang disebabkan oleh naiknya harga-harga bahan baku.
Harga BBM yang mengalami kenaikan ataupun kenaikan upah buruh, akan menyebabkan biaya produksi meningkat.

Baca juga: Beberapa Alasan Mengapa Karyawan Terbaik Keluar dari Pekerjaan Mereka

Produsen akan membebankan kenaikan biaya produksi ini pada harga jual barang.
Kondisi ini menyebabkan kenaikan harga barang secara bersamaan sehingga menyebabkan inflasi.

3. Inflasi karena Kenaikan Jumlah Uang Beredar

Sebuah teori klasik yang menyatakan jika jumlah uang beredar mengalami kenaikan, maka harga-harga akan mengikuti.
Peningkatan jumlah uang beredar ini, terjadi bila pemerintah mencetak uang baru untuk menutup kekurangan anggaran, sehingga akan mengakibatkan kenaikan harga-harga.

Jenis-Jenis Inflasi

Saatnya kita akan mengulik jenis-jenis inflasi berdasar sumber dan penyebab, beserta tingkat keparahannya.

1. Berdasar Sumbernya

A. Inflasi bersumber dari luar negeri.

Terjadi disebabkan adanya kenaikan harga di luar negeri. Bila kita mengimpor barang dari negara yang sedang mengalami inflasi, kenaikan harga tersebut akan memengaruhi harga di dalam negeri, sehingga terjadilah inflasi.

B. Inflasi Bersumber dari Dalam Negeri

Bila pemerintah menerapkan anggaran defisit dengan mencetak uang baru, maka bisa mengakibatkan inflasi. Selain itu kegagalan panen juga bisa menimbulkan inflasi, disebabkan penawaran terhadap barang tersebut berkurang, sementara permintaan tetap sehingga harga barang tersebut mengalami kenaikan.

2. Berdasar Penyebabnya

A. Inflasi karena Adanya Kenaikan Permintaan

Sesuai hukum ekonomi bahwa apabila permintaan bertambah, sedangkan penawaran tetap, harga-harga akan mengalami peningkatan. Kenaikan permintaan yang tidak bisa dipenuhi oleh produsen, menyebabkan harga-harga mengalami kenaikan.

B. Inflasi karena Kenaikan Biaya Produksi

Biaya produksi yang mengalami kenaikan akan mengakibatkan harga penawaran terhadap barang tersebut naik dan mengakibatkan inflasi.

3. Berdasar Tingkat Keparahan Shock Inflasi

A. Inflasi Ringan

Inflasi ringan berada di bawah 10 % per tahun dan belum terlalu mengganggu perekonomian serta dapat dikendalikan dengan mudah. Secara umum, harga-harga mengalami kenaikan, tetapi belum mengakibatkan krisis ekonomi.

B. Inflasi Sedang

Inflasi yang berkisar antara 10 – 30% per tahun dan belum membahayakan kegiatan ekonomi, namun dapat mengurangi kesejahteraan masyarakat dengan penghasilan tetap.

C. Inflasi Berat

Inflasi berat berkisar antara 30 – 100% per tahun dan mulai mengganggu kondisi ekonomi. Masyarakat akan cenderung untuk menyimpan barang dan mengurangi tabungan disebabkan bunga tabungan lebih rendah dari laju inflasi.

D. Inflasi Sangat Berat

Inflasi berkisar di atas 100% per tahun dan sudah mengacaukan perekonomian serta sulit dikendalikan meskipun menggunakan kebijakan moneter dan fiskal.

Dampak Inflasi

1. Dampak Inflasi terhadap Pendapatan

Dampak inflasi bisa mengubah pendapatan masyarakat yang dapat menguntungkan maupun merugikan.

  • Inflasi lunak bisa mendorong perkembangan ekonomi.
  • Inflasi bisa mendorong pengusaha memperluas produksi sehingga muncul kesempatan kerja baru, yang bisa menambah pendapatan seseorang kecuali mereka yang berpenghasilan tetap.

2. Dampak Inflasi terhadap Ekspor

Saat terjadi inflasi, barang-barang ekspor semakin mahal harganya, menyebabkan daya saingnya juga semakin menurun. Kondisi ini bisa merugikan eksportir dan negara disebabkan penjualan dan perolehan devisa menurun.

3. Dampak Inflasi terhadap Perhitungan Harga Pokok

Dengan adanya inflasi mengakibatkan perhitungan penetapan harga pokok kurang tepat. Ketidaktepatan penetapan harga pokok dan harga jual bagi produsen, bisa membuat ekonomi kacau.

4. Dampak Inflasi terhadap Minat Masyarakat untuk Menabung

Laju inflasi menyebabkan suku bunga menurun sehingga pendapatan riil penabung pun berkurang. Akhirnya bisa membuat minat masyarakat untuk menabung berkurang.

Cara Mengendalikan Inflasi

Tingginya tingkat inflasi bisa mengacaukan perekonomian negara, sehingga harus diatasi. Inflasi yang stabil dan rendah menjadi syarat mewujudkan masyarakat sejahtera.

Baca juga: 9 Tips Membangun Bisnis Meskipun Sambil Bekerja

Karakteristik inflasi di Indonesia yang bergejolak ini, terutama dipengaruhi oleh berkurangnya penawaran karena gangguan produksi, distribusi, ataupun kebijakan pemerintah. Kebijakan pemerintah terkait harga komoditi penting seperti BBM menyebabkan shocks terhadap inflasi.

Cara mengatasi inflasi ini adalah sebagai berikut:

1. Kebijakan Moneter untuk Mengatasi Inflasi

  1. Kebijakan penetapan persediaan kas dengan mengurangi jumlah uang beredar untuk menekan inflasi.
  2. Kebijakan diskonto dengan meningkatkan suku bunga agar masyarakat mau menabung, sehingga jumlah uang beredar dapat berkurang dan mengurangi inflasi.
  3. Kebijakan operasi pasar terbuka, dengan jalan bank sentral menjual surat-surat berharga, agar jumlah uang beredar berkurang sehingga mengurangi inflasi.

2. Kebijakan Fiskal guna Mengatasi Inflasi

Merupakan langkah yang memengaruhi penerimaan dan pengeluaran pemerintah untuk mengurangi tingkat inflasi.

  1. Menghemat pengeluaran pemerintah, agar mengurangi permintaan barang dan jasa sehingga menurunkan harga.
  2. Menaikkan tarif pajak rumah tangga dan perusahaan, untuk mengurangi tingkat konsumsi sehingga bisa menurunkan harga.

3. Kebijakan Lain

Agar bisa memperbaiki dampak inflasi, pemerintah melakukan cara lain yaitu:

  1. Meningkatkan produksi serta jumlah barang beredar di pasaran dengan memberi subsidi pada perusahaan yang memenuhi target.
  2. Menambah keran impor dengan menurunkan bea masuk barang impor.
  3. Menentukan harga maksimal jenis barang tertentu secara realistis, untuk mengendalikan harga sehingga dapat mengendalikan inflasi.

Nah, itulah fakta-fakta yang terkuak di balik tingginya inflasi yang terjadi di Indonesia. Bagaimana, ternyata cukup menarik menguak fakta shock inflasi ini bukan?

About The Author

Gabung Bersama +30.000 Pembaca Kami!

Daftarkan email anda untuk mendapatkan artikel terbaru dari Situstarget.com.

Proses pendaftaran hampir selesai, mohon cek email Anda dan Klik tombol konfirmasi.

Pin It on Pinterest

Share This