Mengapa perencanaan keuangan perlu dilakukan? Jawabannya sederhana saja. Masa depan kita tidak pasti, kita tidak bisa menjamin kondisi keuangan akan terus sebaik saat ini. Bisa jadi suatu hari nanti kita mengalami hal darurat yang memerlukan uang tidak sedikit.
Selain itu, kebutuhan hidup akan semakin bertambah karena zaman dan teknologi terus berkembang. Akibatnya, pengeluaran kita pun terus membesar sedangkan penghasilan cenderung stagnan atau malah bisa jadi menurun karena beberapa faktor lain.
Kita tidak hanya hidup untuk hari ini saja, tetapi juga untuk masa depan. Oleh karena itu, keuangan perlu direncanakan agar kita dapat terus hidup dengan nyaman.
Perencanaan keuangan memang membutuhkan keahlian khusus, namun bukan berarti mustahil untuk dipelajari. Jika Anda mau menyempatkan waktu untuk belajar, Anda bisa mengelola keuangan sendiri dan bahkan bisa menjadi perencana keuangan profesional.
Nah, untuk lebih detailnya, baca dulu informasi berikut ini mengenai manfaat dari mempelajari perencanaan keuangan dan cara menjadi perencana keuangan profesional.
Manfaat mempelajari perencanaan keuangan:
1. Anda bisa mengelola keuangan pribadi dan rumah tangga dengan lebih baik
Manfaat pertama ini pasti dapat langsung Anda nikmati saat sudah memiliki keahlian dalam mengelola keuangan. Anda bisa melakukan perencanaan keuangan sendiri tanpa harus menyewa jasa konsultan keuangan.
Tentu saja akan lebih menghemat pengeluaran Anda karena tidak murah untuk menggunakan jasa profesional. Dengan mempelajari perencanaan keuangan, Anda bisa membuat anggaran sendiri sehingga pengeluaran lebih terkontrol.
Baca juga: Daftar Terlengkap Aplikasi Mobile Banking Android di Indonesia
Anda pun bisa mengalokasikan keuangan untuk menabung dan berinvestasi. Anda menjadi lebih bijaksana dalam membelanjakan uang, tidak lagi menjadi konsumtif dan menghabiskan uang hanya untuk kebutuhan hari ini.
Selain itu, Anda juga bisa mengatur keuangan untuk mencapai target pribadi, misalnya ingin pensiun dini, liburan ke luar negeri, atau membeli barang impian.
2. Bisa menjadi profesi yang menjanjikan
Gaya hidup dan perekonomian masyarakat telah banyak berubah. Kalau orang tua zaman dahulu bisa nyaman tinggal di rumah tanpa akses internet, tidak menggunakan telepon seluler, dan melakukan pekerjaan rumah tangga sendiri, berbeda dengan keadaan sekarang.
Saat ini, banyak pusat perbelanjaan yang rajin menggoda masyarakat dengan aneka diskon, kafe berkonsep menarik dan menawarkan makanan lezat semakin menjamur, dan produsen ponsel selalu aktif mengeluarkan seri terbaru.
Orang menjadi tidak mudah puas dan membutuhkan lebih banyak dana untuk memenuhi hasrat berbelanja.
Namun, di sisi lain, masyarakat juga mulai menyadari bahwa mempersiapkan keuangan untuk masa depan merupakan hal yang penting.
Mereka ingin hidup nyaman hingga hari tua namun tetap bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan pribadinya saat ini. Oleh karena itu, pengelolaan keuangan yang baik diperlukan.
Namun, ternyata tidak semua orang mampu melakukan perencanaan keuangan sendiri. Ada yang tidak mampu karena tidak memiliki waktu yang cukup akibat padatnya kesibukan.
Ada pula yang tidak mampu karena tidak tahu cara melakukannya. Jadi, jasa perencana keuangan sangat dibutuhkan saat ini. Masyarakat yang awam dalam dunia keuangan butuh sosok yang ahli dan profesional untuk merencanakan keuangan mereka.
Baca juga: Cara Aman Mengirim Emas dan Perak
Selain karena keterbatasan kemampuan dan waktu, tiap orang memang kadang kala membutuhkan pihak kedua yang lebih objektif dan independen untuk mengevaluasi kondisi keuangan.
Katakanlah Anda termasuk orang yang mampu dalam merencanakan keuangan sendiri, namun Anda bisa saja tidak melihat apa yang dilihat orang lain karena Anda sulit untuk objektif terhadap diri sendiri.
Misalnya Anda ingin menyekolahkan anak di sekolah yang berfasilitas lengkap dan mahal karena ingin memberikan yang terbaik, padahal kondisi keuangan saat ini belum mencukupi untuk itu.
Bukankah lebih baik jika memilih sekolah yang standar, selama kualitas pendidikannya tidak buruk? Nah, karena beberapa alasan itulah jasa perencana keuangan sangat dibutuhkan saat ini.
Profesi ini cukup menjanjikan karena permintaannya banyak sementara pihak yang menawarkan jasa masih sedikit. Jika Anda mau belajar dengan baik, tentu saja Anda bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk menjadi perencana keuangan yang profesional.
3. Hal-hal yang Dipelajari Sangat Dekat dengan Kehidupan Sehari-hari
Terkadang suka bingung tidak kalau ditawari misalnya ada seseorang yang menelpon Anda untuk memberikan penawaran asuransi kesehatan/jiwa tapi ditambah dengan produk investasi? Itu untung atau rugi ya?
Atau ada orang yang mengajak Anda berinvestasi di saham atau reksadana. Sedangkan Anda sendiri tidak terlalu paham mengenai keduanya. Apa resiko dan bagaimana keuntungan dari kedua produk tersebut.
Nah hal-hal yang dipelajari oleh seorang perencana keuangan itu di antaranya yaitu mengenai warisan, perencanaan untuk pendidikan, pensiun, investasi, pajak, manajemen keuangan (aset, dana, hutang, cashflow), manajemen resiko, dan lain-lain.
Dua pertanyaan di atas bisa Anda temui jawabannya di kelas sertifikasi untuk profesi perencanaan keuangan (CFP – Certified Financial Planner). Jadi bisa dibilang, karena materi yang dibahas sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Itu artinya profesi ini akan menjadi profesi yang paling banyak dicari di masa depan.
Bagaimana menjadi perencana keuangan profesional?
1. Mengenyam pendidikan perencanaan keuangan
Untuk menjadi ahli tentu harus melalui proses belajar terlebih dahulu. Anda bisa menempuh pendidikan khusus perencanaan keuangan melalui jalur formal maupun non formal.
Anda juga perlu mengikuti seminar perencanaan keuangan yang diadakan oleh financial planner profesional. Selain berguna untuk memperdalam ilmu Anda, pendidikan keuangan akan menambah relasi Anda dengan para ahli perencana keuangan.
Baca juga: Tips Hemat Ala Milyader Bandung
Tentu jaringan yang luas dibutuhkan ketika Anda akan berkarir nantinya. Mengenyam pendidikan juga merupakan salah satu syarat untuk memperoleh sertfikat perencana keuangan. Ada banyak sekali lembaga yang mengeluarkan sertifikasi. Pilih lembaga yang telah bekerjasama dengan organisasi skala nasional maupun internasional.
Keuntungan lembaga yang telah diakui secara nasional oleh pemerintah dan organisasi internasional, yaitu kemampuan Anda setara dan diakui oleh negara-negara yang mengakui sertifikasi dari badan/organisasi tersebut. Jadi bisa dibilang tidak dipandang sebelah matalah kemampuan Anda. Hehe. 😀
2. Memiliki sertifikat perencana keuangan
Sertifikat perlu dimiliki untuk membuktikan tingkat kompetensi Anda di bidang perencanaan keuangan. Klien tentu akan lebih percaya pada konsultan yang profesional dan berkompeten.
Untuk mendapatkan sertifikat, umumnya Anda harus memenuhi beberapa syarat, yaitu telah menempuh pendidikan perencanaan keuangan, memiliki pengalaman kerja, dan mengajukan pernyataan tidak melanggar hukum.
Sertifikat yang umumnya diincar adalah Qualified Wealth Planner, Registered Financial Advisor, Certified Financial Planner, dan Certificate of Proficiency. Setelah memiliki sertifikat, Anda bisa bekerja secara independen atau bergabung di kantor konsultan perencana keuangan.
Baca juga: Seberapa Penting Reputasi Online Bagi Pebisnis?
Adapun beberapa sertifikasi mengenai keuangan yang populer dan banyak dibutuhkan oleh industri dan masyarakat, di antaranya adalah Chartered Financial Analyst, Certified Internal Auditor, Certified Public Accountant, Certified Professional Management Accountant, Certified Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, Association of Chartered Certified Accountant, dan Islamic Finance Qualification.
Berapa kisaran dana yang perlu dipersiapkan untuk mengikuti salah satu sertifikasi di atas? Umumnya untuk satu dari sekian banyak sertifikasi di atas, Anda perlu menyiapkan dana antara 10-20 juta rupiah. Ada yang sudah termasuk dengan biaya ujian atau membership, ada juga yang perlu membayar lagi.
Syukur-syukur perusahaan tempat Anda bekerja mau mensponsori Anda untuk mengikuti program sertifikasi di atas. Sebagai tambahan informasi, jika pada saat ujian gagal. Anda perlu membayar ujian kembali dan menunggu waktu diselenggarakan ujian di beberapa bulan berikutnya.
3. Terus belajar untuk meningkatkan kompetensi
Sudah menempuh pendidikan dan memperoleh sertifikat bukan berarti Anda lantas berhenti belajar. Justru Anda harus tetap belajar untuk meningkatkan kompetensi agar ilmu yang Anda miliki tidak menjadi usang.
Peraturan yang berkaitan tentang keuangan seperti pajak dan perbankan cukup sering diperbarui. Maka dari itu, Anda tidak boleh berhenti belajar. Usai menjalankan proses sertifikasi itu baru memasuki gerbang “selamat datang di dunia profesional yang sesungguhnya“.
Tips bagi mahasiswa yang mengikuti sertifikasi ini, beruntunglah jika jurusan yang Anda ambil masih seputar keuangan. Seperti yang telah saya bilang sebelumnya bahwa ada lembaga yang mensyaratkan untuk peserta yang mengikuti sertifikasi berasal dari jurusan tertentu. Mengapa demikian?
Baca juga: Alasan Investasi Bodong Subur di Indonesia
Karena tingkat kesulitan dari ujian dan pemahaman dasar-menengah (basic-intermediate) mengenai keuangan yang dibutuhkan selama proses pengajaran. Apakah menutup kemungkinan jurusan seperti sastra, hukum, atau mipa misalnya untuk mengambil sertifikasi jenis ini? Sebenarnya tidak menutup kemungkinan kok.
Selama Anda memang passion di sana, lalu memiliki ilmu pengetahuan atau pengalaman yang terkait dibidang keuangan, bisa saja Anda mengikuti sertifikasi tersebut. Nah ini sedikit gambaran saja.
Tipsnya apa? Tipsnya yaitu perbanyak jam terbang. Hal ini mempengaruhi track record, klien akan lebih percaya dan berani bayar lebih mahal apabila Anda memiliki value yang lebih daripada yang lain. Karena untuk memenangkan kompetisi global, sertifikat saja tidak cukup.
4. Miliki etika berprofesi
Karena yang Anda tawarkan adalah jasa, maka berhati-hatilah dalam menjalin relasi dengan klien dan rekan sejawat. Nama Anda dipertaruhkan lewat jasa yang Anda berikan.
Jika klien atau rekan kecewa, bukan tidak mungkin mereka sulit untuk memercayai Anda kembali. Oleh karena itu, bersikaplah profesional, independen, dan objektif.
—
Bantu bagikan tulisan di atas melalui jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Google Plus, LinkedIn, dan Path karena bisa jadi beberapa teman Anda di sana membutuhkan informasi yang semoga bermanfaat ini.
Jangan lupa daftarkan alamat email beserta nama lengkap Anda di kotak berlangganan artikel di bawah tulisan ini, untuk mendapatkan notifikasi setiap kali ada tulisan terbaru dari www.situstarget.com/blog. Gratis! 🙂