Kita sering mendengar ulasan mengenai nilai tukar mata uang terhadap mata uang dolar Amerika, sebagai mata uang standar internasional.
Banyak orang peduli dengan nilai tukar mata uang atau kurs valas karena akan memengaruhi daya beli mereka. Kurs valuta asing ialah perbandingan nilai mata uang antar negara.
Dari kurs valas ini, kita juga bisa mendapatkan informasi tentang negara-negara yang memiliki mata uang terendah.
Faktor-faktor yang Memengaruhi Nilai Tukar Valuta Asing
Faktor yang memengaruhi nilai tukar valas adalah permintaan dan penawaran valuta asing. Kurs valas juga tergantung hukum permintaan dan penawaran.
Jika permintaan terhadap kurs valas meningkat, maka nilai kurs mengalami kenaikan. Jika permintaan kurs valas menurun, kurs juga mengalami penurunan.
Sedangkan jika penawaran terhadap kurs valas meningkat, kurs akan mengalami penurunan. Jadi bisa dikatakan bahwa fungsi kurs akan memengaruhi besarnya permintaan dan penawaran.
Baca juga: Informasi Singkat Mengenai Uang Fiat
Harga valas menjadi lebih mahal dari nilai nominal harga yang sedang berlaku, jika permintaan melebihi penawaran jumlah valas.
Permintaan valas ini berasal dari impor barang dan jasa dari suatu negara serta ekspor modal dan transfer valas dari dan ke luar negeri.
Lalu apa yang memengaruhi permintaan dan penawaran itu terhadap valas? Berikut ini penjelasannya.
1. Tingkat Inflasi
Jika suatu negara mengalami inflasi, maka harga barang-barangnya menjadi mahal. Untuk memenuhi kebutuhan barang atau jasa, negara tersebut akan mengimpor dari luar negeri. Kegiatan ini memerlukan valas.
2. Tingkat Suku Bunga
Bila suatu negara menerapkan suku bunga tinggi, pemain valas akan datang untuk berinvestasi. Ini menyebabkan permintaan akan valas menurun.
3. Tingkat Pendapatan dan Produksi
Bila seseorang memiliki pendapatan yang semakin tinggi, kebutuhan terhadap barang dan jasa yang diperlukan pun akan meningkat. Kebutuhan barang dan jasa itu sebagian harus diimpor terlebih dahulu.
4. Neraca Pembayaran Luar Negeri
Neraca pembayaran luar negeri ini juga memengaruhi permintaan dan penawaran terhadap valas.
5. Pengawasan Pemerintah
Pemerintah berkepentingan untuk mengatur perputaran valas, melalui kebijakan fiskal untuk mengatur pajak seperti bea ekspor dan impor. Juga kebijakan moneter, kebijakan pemerintah terkait keuangan, misalnya kebijakan uang ketat.
6. Perkiraan dan Isu Spekulasi
Adanya isu yang dibuat oleh para spekulan valas bisa memengaruhi permintaan dan penawaran valas di suatu negara.
Baca juga: Menguak Fakta-Fakta di Balik Shock Inflasi di Indonesia
Nah, setelah mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi nilai tukar valas suatu negara, sampailah kita pada bahasan tentang mata uang negara-negara yang masuk dalam daftar mata uang terendah di dunia saat ini, serta alasan kenapa nilai valas mereka bisa sedemikian rendah.
1. Mata Uang Iran (Rial/IRR)
Iran memiliki mata uang paling rendah sedunia atas nilai tukarnya dengan dolar Amerika. Satu dolar Amerika setara dengan IRR30.959,00. Bisa dibayangkan satu dolar Amerika senilai tiga puluhan ribuan dalam mata uang Iran. Ini membuat mata uang Iran menjadi yang terlemah di seluruh dunia.
Sanksi yang didapatkan telah menjatuhkan kondisi ekonomi negara ini, serta menjadi penyebab utama melemahnya mata uang Rial ini. Pada akhirnya kondisi ini juga menghancurkan kehidupan warganya.
2. Mata Uang Sao Tome and Principe (Dobra/STD)
Mata uang negara Sao Tome and Principe yaitu Dobra, disingkat STD ini menduduki ranking ke-2 sebagai mata uang terendah sedunia. Hal ini disebabkan negara ini terlalu tergantung kepada impor. Satu dolar Amerika setara dengan STD21.941,00.
3. Mata Uang Vietnam (Dong/VND)
Mata uang Vietnam yaitu dong dan disingkat VND ini, menduduki peringkat ke-3 sebagai mata uang terlemah di seluruh dunia. Vietnam telah mengalami kekalahan perang luar biasa yang begitu menghancurkan kondisi ekonominya.
Baca juga: Yuk, Belajar Berinvestasi! Mulai dari Pengertian Investasi, Manfaat, dan Jenisnya
Satu dolar Amerika saat ini setara dengan VND22.305,00. Situasi menjadi menarik, jika berbincang dengan warga Vietnam tentang nilai mata uang mereka. Jika sarapan yang enak di Vietnam seharga VND30.000,00, setara dengan 2 dolar Amerika. Sementara di Amerika, harga satu buah kue muffin pun tidak terbeli dengan uang 2 dolar.
4. Mata Uang Belarus (Ruble/Br)
Mata uang ruble dari negara Belarus ini, menjadi mata uang ke-4 terlemah di dunia. Mata uang ruble Belarus diperkenalkan sejak tahun 2000, sebelumnya negara ini memakai mata uang ruble Rusia. Mata uang ini sangat lemah, karena dengan satu dolar Amerika, Anda bisa mendapatkan Br20.100,00.
5. Mata Uang Indonesia (Rupiah/Rp)
Mata uang dari negara Indonesia ini menduduki mata uang terlemah ke-5 dunia. Meski pemerintah Indonesia telah berusaha secara maksimal untuk menstabilkan mata uangnya, namun berbagai krisis global internasional ikut berperan penting sehingga mata uang ini masih terseok-seok dalam mencapai stabilitas. Satu dolar Amerika setara dengan Rp13.090,00.
6. Mata Uang Laos (Kip/LAK)
Mata uang negara Laos ini menduduki peringkat ke-6 mata uang terlemah dunia. Mata uang kip digunakan sebagai mata uang resmi Laos sejak tahun 1952 dan termasuk dalam deretan mata uang terlemah dunia.
Satu dolar Amerika setara dengan LAK8090,00. Inflasi dan krisis keuangan pada tahun 1997, menjadi penyebab utama kejatuhan ekonomi negara ini.
7. Mata Uang Guinea (Franc/Gnf)
Mata uang negara Republik Guinea ini tidak bisa ditinggalkan bila kita berbicara tentang mata uang terlemah dunia. Guinea mendapatkan kemerdekaan dari Prancis pada tahun 1958 dan sejak itulah negara ini menghadapi ketidakstabilan politik dan korupsi.
Padahal negara yang kaya sumber daya mineral ini seharusnya berpotensi menjadi target menarik investasi internasional.
Jika di negeri ini terdapat pemerintahan yang stabil secara politik, akan bisa meningkatkan kondisi ekonominya. Satu dolar Amerika dihargai Gnf9080,00.
Baca juga: Tips Jitu Mengelola Keuangan untuk Pemula
Demikianlah ulasan tentang mata uang terendah di dunia berdasar data terakhir tahun 2016 ini. Menariknya suatu negara yang memiliki mata uang rendah, kehidupan mereka tidak lebih sulit bila dibandingkan dengan masyarakat di negara dengan nilai mata uang yang kuat.
Kita masih bisa sama-sama menikmati kopi enak, membeli pakaian bagus, ataupun mengendarai mobil yang nyaman.
Malahan di Amerika, bisa saja warganya mengalami kesulitan untuk menyekolahkan anaknya, sementara di sini biaya sekolah bisa jauh lebih murah. Nah, cukup absurd, bukan?