7 Hal yang Jika Anda Lakukan di Usia 20-an Akan Menjadikan Anda Miliarder Muda di Usia 30

Yuk Maksimalkan Usia 20-an untuk Menjadi Seorang Miliarder Muda

Di Indonesia saat ini telah lahir banyak pemuda-pemuda para pegiat startup yang mendapatkan pendanaan bukan lagi miliaran rupiah tetapi sudah mencapai angka triliunan rupiah. Artinya bukan lagi usaha yang main-main dan bisa dipandang hanya sebelah mata.

Di era-DT (Data and Technology) telah membuka berbagai kesempatan emas bagi mereka yang mau berusaha untuk menjadi seorang miliarder muda, saat ini faktor modal bukan lagi menjadi faktor penentu utama berhasil atau tidaknya bisnis dapat dijalankan.

Namanya juga era-DT, data menjadi penting sekali bahkan diperjualbelikan. Kalau Anda lihat perusahaan-perusahaan besar seperti Facebook, Google, Microsoft, Apple, dan seterusnya. Mereka memiliki data pasar yang bisa dibilang sangat akurat yang direkam melalui layanan website mereka, maupun devices yang saat ini Anda pergunakan.

Data-data tersebut nantinya di olah menjadi bagian penting dalam riset perilaku konsumen. Inilah cikal bakal dari terbentuknya strategi pemasaran. Jadi bisa dibilang data saat ini adalah mata uang yang paling diburu oleh semua orang. Orang tidak perlu menggunakan insting, intuisi, atau tebak-tebakan buah manggis dalam meramalkan pasar.

Baca juga: Cara Aman Mengirim Emas dan Perak

Sekarang sudah berbicara data, data, dan data. Kalau dahulu orang masih percaya yang namanya ramalan atau gambling. Sekarang yang berbicara adalah data. Sadar atau tidak setiap website yang Anda kunjungi dengan menggunakan pramban (browser) baik melalui komputer, smartphone, tablet, atau gadget apapun.

Semua informasi yang ada pada browser Anda, akan dipergunakan oleh pihak pemasar dalam memunculkan sebuah iklan tertentu. Misalnya Anda baru saja mengetik di Google atau sedang mencari suatu barang tertentu.

Nanti tidak lama setelah pencarian barang tadi. Ketika Anda akses website yang memasang iklan(ads). Barang yang Anda cari tadi akan muncul sebagai iklan. Kurang lebih seperti itu, jadi setiap tindak tanduk Anda di dunia maya akan terekam di browser Anda dan data tadi diolah untuk menargetkan barang atau jasa yang sesuai dengan apa yang Anda butuhkan.

Nah sekarang yuk kita sama-sama cari tahu tentang aktivitas apa saja yang dilakukan oleh anak-anak muda yang saat ini sudah menjadi miliarder muda pada beberapa tahun kebelakang. Momentum usia 20-an seharusnya menjadi golden age bagi kita semua.

7 Hal yang Jika Anda Lakukan di Usia 20-an Akan Menjadikan Anda Miliarder Muda di Usia 30

1. Investasikan Diri Anda Sekarang Juga dengan Aktivitas dan Kegiatan yang Bermanfaat

Investasikan diri Anda sebagai modal yang paling berharga untuk menjadi miliarder muda
Investasikan diri Anda sebagai modal yang paling berharga untuk menjadi miliarder muda

Terus asah kemampuan Anda jika hari ini Anda masih berstatus menjadi seorang mahasiswa. Asah kemampuan Anda dengan mengikuti berbagai macam kegiatan kampus, kepanitian organisasi, seminar, workshop, training, dan seterusnya.

Mumpung masih berstatus jadi mahasiswa dan masih dianggap “boleh salah” selama proses belajar. Sedangkan di dunia kerja setiap kesalahan bisa berakibat pada pemotongan gaji, kerugian perusahaan, kegagalan, berkurangnya keuntungan, dan masih banyak imbas besar lainnya.

Jadi mahasiswa yang tidak mau rugi. Jika Anda berkesempatan untuk menjadi temporary worker cobalah sesekali. Anda bekerja pada level terbawah di dalam struktur organisasi perusahaan atau bahkan tidak masuk sama sekali.

Anda belajar cara melayani orang lain, belajar sabar, belajar arti kehidupan, bekerja, syukur-syukur menjadi bekal berharga sebelum berkeluarga. Gaji menjadi seorang temporary worker memang kecil atau sedikit. Tapi tuntutan yang perusahaan inginkan besar. Di sinilah Anda akan belajar menghargai uang, waktu, dan tenaga.

Baca juga: Hindari Pengiriman Emas dengan Cara Ini

Jangan malu atau gensi menjadi seorang pekerja lepas, temporary worker, atau karyawan magang. Semua orang hebat berasal dari bawah juga kok. Tidak ada yang langsung menjadi atau mendapatkan posisi on the top. Semua butuh proses. Selama halal kenapa harus mesti malu? Ya kan? Bener dong?

Mau Anda lulusan kampus terbaik di Indonesia sekalipun. Ketika Anda welcome to the real world. Ijasah yang Anda bangga-banggakan tidak akan lebih memiliki kepastian dibandingkan selembar tiket bioskop!

Kalau Anda beli tiket bioskop Anda nonton pukul atau jam sekian, lalu Anda kasih tiketnya ke penjaga pintu masuk bioskop. Sangat dipastikan Anda diperkenankan untuk menonton bioskop. Kalau ijasah? Anda lulus lalu melamar pekerjaan.

Apakah Anda mendapatkan kepastian untuk langsung menduduki posisi yang Anda lamar? Belum tentu. Tidak ada kepastian orang yang memiliki ijasah pasti mendapatkan pekerjaan yang enak. Stop dulu berpikir zona nyaman jangan mau terpengaruh sama omongan orang lain atau orangtua.

Kok orangtua? Beberapa orangtua ada yang mendoktrin agar anaknya sehabis lulus kuliah agar masuk ke tempat kerja yang bonafit. Zona nyaman banget deh, kalau Anda dulu tahu perjuangan mereka hingga bisa menjadi saat ini. Mungkin Anda akan berkata “hidup orang tua gue ternyata berat juga ya dulu. Jauh dari kata zona nyaman”.

Memang tidak ada yang salah jika niat orangtua ingin memotivasi anaknya agar bekerja di tempat yang baik. Tapi ada tapinya nih. Kalau harapan yang tinggi tanpa melihat kemampuan si anak saat ini kira-kira trackrecord atau CV dari si anak sudah mencukupi belum bekerja di perusahaan yang bonafit tadi?

Baca juga: Cara Membiasakan Diri Menabung Emas

Jangan bersender pada ijasah saja, perusahaan tidak akan melihat itu. Itu hanya sebagian kecil syarat yang perusahaan minta pada si pelamar pekerjaan. Tapi masih banyak lagi kemampuan di atas rata-rata yang perusahaan inginkan. Mulai dari kemampuan bahasa, sertifikasi nasional atau internasional, pengalaman organisasi, prestasi ini itu.

Buanyak pokoknya. Kalau bekerja di perusahaan bonafit pasti saingan si pelamar pekerjaan bukan orang yang biasa-biasa. Mereka juga pasti sudah mempersiapkan dengan amunisi-amunisi terbaik yang mereka punya. Banyak mahasiswa yang berpikir ingin S2 atau S3 lagi biar dapat pekerjaan yang lebih baik.

Eh ketika sudah S2 atau mendapatkan S3 malah sulit mendapatkan pekerjaan. Ada yang seperti itu? Ada. Kok bisa? Its all about mindset bro! Sekali lagi jangan dewain ijasah. Semakin tinggi jenjang pendidikan, semakin tinggi tuntutan yang ada di dalamnya. Gengsi dong S2 atau S3 tapi kok jadi staf administratif.

Yah kalau sudah mikir gitu susah. Makan aja itu gensi. Selama pekerjaan itu halal, tidak mencuri, tidak korupsi, berkah, niatnya bekerja itu karena ibadah. Ambil bro dan sis tidak perlu mikir terlalu lama. Jangan mau yang instan-instan. Mie instan aja perlu dimasak dulu, masa karir mau langsung on the top?

2. Buat Usaha Anda Sampai Mendatangkan Keuntungan

Terus jalankan usaha Anda sampai ia menghasilkan keuntungan
Terus jalankan usaha Anda sampai ia menghasilkan keuntungan

Bisnis sambil kuliah apa mungkin? Ya mungkin aja. Belajar cara mengatur waktu, profesional, memprioritaskan segalanya pada waktu dan tempat yang sesuai, punya target, punya tujuan, punya visi misi kehidupanlah pokoknya.

Banyak di kalangan pengusaha muda yang berpikir, ntah karena baca buku biografi yang setengah-setengah atau baca artikel yang ngawur tentang “gue pengen kayak bill gates atau mark zuckerberg yang DO dari kampus, tapi berhasil jadi pengusaha sukses”. 

Penyakit suka menggeneralisir sesuatu ini perlu dibuang jauh-jauh. Kehidupan setiap orang itu berbeda-beda hanya kebetulan saja kedua tokoh di atas memiliki kesamaan. Bukan berarti dropout dari kampus, jalanin usaha, lantas bisa berhasil usaha yang dijalankan. Tidak semanis dalam goretan tinta pada buku atau tulisan.

Banyak hal-hal yang tidak tertulis maupun bagian-bagian yang belum dibahas secara komprehensif dari sebuah buku sekalipun. Karena biasanya buku hanya mengambil bagian-bagian tertentu saja yang di anggap menarik perhatian pembacanya. Sebenarnya kedua hal tadi kuliah dan bisnis bisa kok dijalankan bersama-sama.

Baca juga: Aplikasi Ponsel Pintar untuk Update Harga Emas Terkini

Malah kalau Anda sebagai mahasiswa kesempatan terbuka lebar bertemu dengan berbagai macam orang, belajar dengan dosen-dosen terbaik secara sukarela tanpa perlu membayar lebih mereka. Di luaran sana mungkin dosen Anda sebagai pembicara kaliber nasional maupun internasional. Tapi karena Anda adalah anak didik mereka, dengan senang hati mereka memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman mereka untuk Anda.

Di kampus juga kesempatan terbuka lebar untuk kenal dengan dosen praktisi, yaitu dosen yang sekaligus pelaku usaha, pebisnis, regulator dari kepemerintahan, dari kalangan profesional intinya-lah. Selain itu, kesempatan Anda membangun koneksi dengan para anggota dewan, menteri, staf ahli, dan seterusnya.

Sebagian dari mereka ada yang sedang melanjutkan studi, ada yang jadi dosen tamu, ada yang menjadi dosen tetap mungkin bagi mereka yang sudah pensiun atau tidak lagi menjabat. Kesempatan ini semua bisa Anda dapatkan ketika status

Anda masih seorang mahasiswa. Kalau sudah di industri bertemu dengan mereka? Ya sulit, mungkin di acara seminar-seminar yang berbayar, mungkin di acara-acara besar kenegaraan yang bersifat formil dan kaku, mungkin di acara nikahan sahabat Anda yang ketemunya cuma sebentar. Yah sayang deh kalau moment seperti ini Anda lewatkan begitu saja. Rugi kalau berpikir kampus cuma tempat cari ijasah.

Sekarang berbicara usaha, kalau Anda saat ini memiliki usaha cobalah mencetak keuntungan yang konsisten. Sebelum konsisten, Anda terlebih dahulu coba pecahkan telor dari target yang Anda buat.

Contoh coba pecahkan penghasilan atau keuntungan di atas Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) dalam sebulan, lalu lima juta dalam seminggu, lalu lima juta dalam sehari. Semakin besar target Anda, semakin tinggi motivasi dan usaha yang perlu Anda laksanakan.

3. Mulailah Berinvestasi Bukan Sekedar Menabung Biasa

Mulai belajar investasi bukan sekedar menabung
Mulai belajar investasi bukan sekedar menabung

Ingin menjadi seorang miliarder muda? Cobalah untuk belajar investasi bukan sekedar menabung. Di bank menabung memang mendapatkan keuntungan tapi bagi hasil yang diberikan cukup kecil ketimbang Anda berinvestasi.

Investasi bukan juga tanpa resiko, Anda bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar ketimbang hanya sekedar menabung. Lebih baik mana investasi atau berbisnis? Jawabannya ya berbisnis.

Keuntungan yang ditawarkan oleh bisnis lebih besar, modal awal untuk menjalankan bisnis bisa menjadi keuntungan yang berkelanjutan ketika fase titik impas sebesar modal di awal sudah dilewati.

Tapi kalau yang namanya investasi jarang yang bisa mengalahkan keuntungan yang didapat dari bisnis/usaha. Sedikit mungkin cerita orang berinvestasi memperoleh keuntungan 100%.

Investasi ada si yang menawarkan keuntungan di atas 100% tapi rata-rata perusahaan fiktif alias bodong. Investasi abal-abal yang banyak menelan korban. Kalau mau untung lebih besar ya berbisnis.

4. Jangan Malu Bertanya dengan yang Ahli tentang Kendala Bisnis Anda

Temukan mentor bisnis Anda sesegera mungkin
Temukan mentor bisnis Anda sesegera mungkin

Setiap pebisnis yang sukses pasti memiliki seorang atau bahkan beberapa mentor. Merekalah yang memberikan masukan, pendapat, saran, ide, atau bahkan kritikan pedas.

Jika Anda saat ini belum miliki mentor, coach, guru, atau apapun itu sebutannya. Tugas pertama Anda adalah mencari perusahaan yang menurut Anda sama core business yang dijalankan dengan usaha Anda saat ini.

Baca juga: Tips Menabung Emas untuk Pelajar

Belajar dari perusahaan yang Anda anggap telah sukses dan berhasil. Kata sukses dan berhasil itu bisa Anda definisikan atas prestasi yang telah dicapai oleh perusahaan, market leader, atau apapun itu.

Belajarnya bagaimana? Bisa dengan cara bermitra dengan perusahaan yang bersangkutan, magang, atau bahkan bekerja di dalam perusahaan tersebut selama beberapa tahun.

Sekolah bisnis terbaik yaitu pada saat Anda bekerja langsung di perusahaan orang lain. Anda bisa belajar banyak hal di sana secara gratis tapi dibayar dengan gaji bulanan lagi. Enakkan?

5. Jangan Pamerkan Materi yang Sudah Anda Capai dari Bisnis Anda

Jangan ceritakan tentang kebesaran bisnis Anda kepada orang lain
Jangan ceritakan tentang kebesaran bisnis Anda kepada orang lain

Ada penyakit yang terkadang menyerang para pengusaha muda, yaitu show off (pamer). Usaha konsisten dikerjakan baru satu hingga tiga tahun lalu berhasil membeli kendaraan roda dua atau empat.

Lantas buru-buru berbangga ria upload sana-sini di jejaring sosial media. Banyak yang muji alhasil lupa diri. Karena fokus sama materi, bisnis bukan lagi sarana ibadah, berdampak negatif pada psikologis akhirnya tutup bangkrut, punya hutang, dan menderita.

Pola kesuksesan yang lama, yaitu menjadikan bisnis sebagai sarana ibadah bukan gaya-gayaan. Menebar manfaat sebanyak-banyaknya untuk kepentingan banyak orang.

Baca juga: Cara Evaluasi Diri Ketika Bisnis Bangkrut

Ini ada kaitannya dengan visi hidup Anda. Setelah datang kematian kepada Anda. Ingin dikenang sebagai pribadi apa nanti Anda di masa depan? Bisnis bisa jadi sarana kita untuk membangun atau menghancurkan lingkungan.

Lihat bagaimana perusahaan-perusahaan besar yang tidak peduli dengan analisis mengenai dampak lingkungan dari kegiatan yang produksi yang mereka lakukan. Sungai kotor, laut tercemar, air tanah habis, hutan dibakar.

Mereka kira semua harta yang didapat hari ini akan dibawa mati ke liang lahat? Hanya tiga perkara yang tidak akan terputus meskipun kita sudah mati, yaitu doa anak soleh yang mendoakan kedua orangtuanya, sedekah amal jariyah yang terus bermanfaat bagi orang lain, dan ilmu yang bermanfaat bagi orang lain.

Baca juga: Investasi jangka panjang yang menembus horizon

Satu poin memang untuk diri kita pribadi, yaitu menjadi anak yang soleh lagi berbakti dan mendoakan kedua orangtuanya. Dua poin berikutnya ini tentang orang lain, yaitu bagaimana dari bisnis yang saat ini Anda, saya, dan kita jalankan bisa menjadi sedekah jariyah (pembangunan masjid, jembatan, wakaf sekolah, buku, dan banyak hal lainnya).

Selama apa yang Anda sedekahkan itu bermanfaat untuk orang lain, selama itu juga pahala tidak ada henti-hentinya datang kepada Anda meskipun berada di liang lahat. Semoga kita dimampukan menjadi orang yang dermawan, berbagi ilmu, uang, dan segala sumberdaya yang dimiliki untuk kemaslahatan umat.

Tanya lagi kepada diri Anda. Apakah harta Anda akan menjadi aset atau beban di hari kemudian?

6. Belajar untuk Bekerjasama dengan Tim dan Belajar Membangun Sistim

Segera berkolaborasi dan membangun sistem korporasi
Segera berkolaborasi dan membangun sistem korporasi

Tidak ada satu orangpun miliarder di dunia ini yang berhasil menduduki posisi puncak dalam karir atau bisnisnya sendirian. Mereka pasti memiliki mitra yang hebat, solid, berkualitas, memiliki integritas, dan masih banyak lagi indikator sebagai key partnership (mitra kerja) yang baik.

Anda juga mulai belajar bagaimana membangun sistem pada usaha yang Anda jalankan. Di level tertentu Anda pasti tidak bisa menangani semuanya sendirian.

Sudah mulai butuh karyawan, menggaji mereka, mendapatkan penghasilan yang lebih konsisten, menjaring banyak klien, menjaga hubungan dengan vendor maupu klien, dan masih banyak lagi sistem yang perlu Anda buat agar bisnis bisa bertahan dan terus berkompetisi yang berdaya saing unggul di pasar.

7. Belajar Mengelola Resiko Bukan Menghindari Resiko

Seorang miliarder muda mampu mengelola resiko dengan baik
Seorang miliarder muda mampu mengelola resiko dengan baik

Belajarlah untuk mengambil keputusan meskipun itu berat. Semua poin-poin di atas apabila dijabarkan sebenarnya bisa sangat panjang sekali. Materi pengambilan keputusan kalau Anda belajar di jurusan Administrasi Bisnis atau Niaga. Anda bisa mendapatkan satu mata kuliah khusus yang membahas tentang teknik pengambilan keputusan.

Di dalamnya terdapat materi bagaimana Anda mampu mengukur resiko, menganalisa data, mengumpulkan data yang relevan, dan seterusnya. Dengan tujuan akhir yaitu mendapatkan keputusan terbaik berdasarkan riset yang Anda lakukan sebelumnya. Ada juga manajemen resiko, yaitu seni mengelola resiko yang juga penting untuk Anda pelajari.

Semoga ketujuh hal di atas bisa bermanfaat untuk bekal Anda menjadi seorang miliarder muda di masa depan. Ingat, tujuan akhir bukan menjadi seorang miliarder muda atau tua. Itu hanya sarana saja untuk Anda bisa menebar manfaat ke seluruh stakeholders pada rangkian keberhasilan Anda di dunia sebagai bekal di akhirat.

Beberapa artikel yang mungkin Anda suka:

  1. Anda Ingin Investasi Emas? Hati-Hati Emas Palsu!
  2. Tata Cara Zakat Emas Batangan
  3. Cara Mudah Investasi Emas Syariah
  4. Beberapa Hal Inilah yang Membuat Emas Cepat Kusam
  5. Tips Memenangkan Kompetisi di Era Internet of Things (IoT) bagi Pengusaha Muda


Saya sudah menulis panjang lebar untuk artikel ini. Apakah artikel ini bermanfaat bagi diri Anda? Jika iya, mohon bantu sebarkan dan share tulisan ini ke akun sosial media yang Anda miliki baik di Facebook, Twitter, Google Plus, LinkedIn, dan Path ke sesama teman-teman yang baru memulai bisnis atau sesama teman mahasiswa.

Bagi Anda yang tidak ingin ketinggalan tulisan terbaru dari www.situstarget.com/blog? Saya sangat merekomendasikan untuk Anda gabung bersama ratusan anggota member www.situstarget.com/blog yang lain, dengan cara mendaftarkan alamat email dan nama lengkap Anda di kotak form subscribe di bawah artikel ini.

About The Author

Gabung Bersama +30.000 Pembaca Kami!

Daftarkan email anda untuk mendapatkan artikel terbaru dari Situstarget.com.

Proses pendaftaran hampir selesai, mohon cek email Anda dan Klik tombol konfirmasi.

Pin It on Pinterest

Share This