Apa Itu Load Testing dan Bagaimana Melakukannya

Sebagai seorang developer, baik itu website developer, application developer ataupun software developer, tentunya harus selalu melakukan testing atau pengujian di setiap website, aplikasi ataupun software yang sedang dibangun.

Pengujian atau testing ini merupakan salah satu langkah yang sangat penting dan tidak bisa dilewatkan saat membangun sesuatu, baik itu website, aplikasi ataupun software.

Baca juga : 7 Panduan Dasar Memilih Perusahaan Hosting WordPress untuk Pemula

Tujuan dari pengujian hal tersebut adalah untuk mengetahui apakah website, aplikasi atau bahkan software yang dikerjakan sudah memenuhi kriteria atau belum.

Pengujian juga dilakukan untuk mengetahui bug dan memperbaikinya sebelum website, aplikasi atau bahkan software yang dibangun siap diliris dan digunakan.

Apa Itu Load Testing?

Ada banyak sekali tipe-tipe teknik pengujian dalam pembangunan website, software dan aplikasi. Salah satu tipe teknik pengujian dalam proses pembangunan website, aplikasi ataupun software adalah load testing.

Load testing merupakan teknik yang digunakan untuk melakukan pengujian terhadap pembangunan dan pengembangan website, aplikasi ataupun software.

Load testing memiliki cara pengujian yang menguji berdasarkan keadaan yang sebenarnya pada dunia nyata agar website, aplikasi ataupun software yang sedang dibangun dan dikembangkan dapat dimanfaatkan dan bekerja secara maksimal ketika sudah digunakan oleh user.

Pengujian menggunakan tipe load testing ini memeriksa bagaimanakan sebuah sistem yang sedang dibangun atau dikembangkan tersebut bisa menangani masalah atau beban yang diujikan yang disesuaikan dengan keadaan nyata.

Tipe pengujian load testing ini biasanya diterapkan ketika proses pembangunan dan pengembangan baik itu website, aplikasi ataupun software telah mencapai titik hampir selesai.

Tipe pengujian load testing atau pengujian beban ini juga lebih banyak dipilih oleh para developer untuk menguji sistem yang telah dibuat dibandingkan dengan tipe-tipe pengujian lainnya, seperti tipe pengujian pemodelan analitis ataupun tipe pemodelan yang bersifat teoritis.

Cara Kerja dari Tipe Teknik Pengujian Load Testing

Cara kerja dari tipe pengujian load testing adalah dengan cara end to end IT system ataupun dengan cara menggunakan komponen yang paling kecil, baik itu firewall ataupun database server.

Pada tipe pengujian load testing, hal yang dilihat dan diuji adalah kecepatan waktu. Dalam hal ini adalah mengenai bagaimana kapasitas kinerja sistem terhadap respon waktu transaksi.

Apabila kinerja sistem memerlukan waktu yang cukup lama dan transaksi menjadi tidak stabil, hal ini berarti sistem telah mencapai atau telah berada pada kapasitas maksimumnya.

Setelah mengetahui bagaimana keadaan sistem ketika mencapai kapasitas maksimumnya dan pada saat kapan dan bagaimana sistem tersebut akan mencapai kapasitas maksimumnya.

Anda dapat mengidentifikasi penyebab sistem tersebut menjadi tidak stabil. Jika masalah atau penyebab terjadinya ketidakstabilan sistem tersebut telah terpenuhi, maka Anda dapat meyediakan solusi untuk mengatasi masalah tersebut.

Baca juga : 25 Tips Mudah Untuk Mengoptimalkan Kinerja Halaman WordPress Anda

Pengujian beban lebih menekankan kepada respon sebuah sistem terhadap permintaan. Biasanya cara pengujian pada tipe load testing dilakukan dengan melakukan praktik pemodelan dari penerapan sitem tersebut.

Cara pengujian load testing seperti ini umum dilakukan pada saat proses pembangunan website, aplikasi ataupun software. Biasanya praktik pemodelan ini berupa simulasi penggunaan sistem ini oleh banyak user dalam waktu yang bersamaan.

Nantinya, saat pengujian ini akan dilihat seberapa cepat waktu respon dari sistem tersebut terhadap permintaan usernya. Tipe pengujian beban ini sangatlah cocok bagi sistem yang dibangun untuk multi-user seperti website, aplikasi ataupun software yang terdiri dari server dan klien atau user.

Load Testing Digunakan Pada Sistem Editor Grafis

Tidak menutup kemungkinan untuk sistem yang non-multi user, sistem seperti ini pun bisa diuji dengan menggunakan tipe pengujian beban. Seperti contohnya yaitu pada sistem editor grafis.

Sistem ini dapat diuji dengan tipe pengujian beban dengan cara pengujian yaitu memaksa sistem tersebut untuk membaca dan mengolah paket dengan ukuran yang sangat besar.

Hasilnya dapat dilihat dari seberapa besar paket yang mampu dibaca dan diolah oleh sistem editor grafis tersebut dan seberapa lama waktu yang digunakan.

Nantinya hasil dari tipe pengujian load testing ini akan dibandingkan dengan rencana atau standar yang telah dibuat developer tersebut terhadap hasil dari sistem yang telah dibangun. Misalnya seorang developer membuat standarisasi websitenya adalah dapat melayani 100 user sekaligus.

Namun pada saat dilakukan load testing, sistem website tersebut hanya dapat melayani 80 user sekaligus dalam satu waktu. Hal ini berarti sistem tersebut belum sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh sang developer dan harus diperbaiki lagi agar dapat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan atau yang telah diinginkan sebelumnya.

Tipe pengujian load testing bekerja dengan melihat bagaimana reaksi dari sistem yang telah dibuat terhadap beban yang diberikan. Baik beban yang normal ataupun beban yang berat, semuanya dilihat bagaimana respon sistem yang telah dibuat terhadap beban tersebut. Lain halnya dengan tipe pengujian lainnya seperti stress testing.

Stress testing adalah tipe pengujian yang digunakan untuk memeriksa bagaimana sebuah sistem bekerja ketika merespon keadaan diluar keadaan normal dan bagaimana cara sistem tersebut untuk kembali kepada keadaan yang normal kembali.

Kurang lebih itu adalah perbedaan antara load testing dan stress testing.

Contoh Penerapan Tipe Pengujian Load Testing

Seperti penjelasan sebelumnya bahwa tipe pengujian load testing merupakan sebuah tipe pengujian dengan cara melakukan pemodelan sistem dan melakukan simulasi dengan memberikan beban yang cukup besar pada sistem tersebut.

Selanjutnya akan dilihat bagaimana respon sistem tersebut terhadap beban yang diberikan dan akan dilihat juga bagaimana kecepatan waktu respon dari sistem tersebut.

Baca juga : Tips Keamanan WordPress Yang Harus Anda Lakukan untuk Mencegah Peretasan Situs

Load testing juga biasanya digunakan untuk sebuah sistem yang digunakan oleh banyak user atau sering dikenal dengan multi-user.

Namun tidak menutup kemungkinan tipe pengujian load testing ini juga digunakan oleh sistem yang digunakan oleh satu user tetapi memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan pengolahan data dalam jumlah yang besar.

Berikut ini merupakan beberapa contoh pengunaan tipe pengujian load testing, diantaranya:

1. Pengujian Situs Website Pemerintahan

Website pemerintah biasanya dikunjungi oleh ratusan ribu visitor, terutama situs perpajakan, perbankan nasional, dan data kependudukan

Website pemerintahan biasanya digunakan untuk melayani beberapa permintaan masyarakat. Jumlah pengakses website tersebut tidak bisa ditebak setiap harinya. Website pemerintahan harusnya memiliki kecepatan respon terhadap user dan harus bisa menampung banyak permintaan sekaligus saat banyaknya user yang mengakses website tersebut.

Untuk menguji kinerja website tersebut maka digunakanlah model pengujian load testing. Pengujian dengan load testing akan dilakukan dengan melakukan simulasi terhadap website tersebut.

Simulasi dilakukan dengan memberikan keadaan banyaknya user yang sedang mengakses website tersebut dalam waktu yang bersamaan. Kemudian akan dilihat apakah website tersebut sudah mampu merespon dan melayani user yang banyak tersebut dalam waktu yang cepat atau tidak.

2. Pengujian pada Situs Website Penerbangan

Promo tiket pesawat dari masakapai penerbangan biasanya akan diserbu oleh jutaan pelanggan, baik yang berasal dari domestik maupun internasional

Biasanya sebuah website perusahaan penerbangan akan melakukan promosi berkala untuk menarik minat customer. Pengujian load testing dapat dilakukan dengan menggunakan contoh situasu seperti ini. Hal ini dipilih karena biasanya ketika sebuah perusahan penerbangan sedang menawarkan promo yang menarik, website perusahaan penerbangan tersebut akan mengalami peningkatan pengunjung.

Peningkatan tersebut bisa mencapai sekitar 10.000 user atau bahkan lebih dalam satu waktu. Karena peningkatan user yang mengakses website secara drastis, maka diperlukan suatu sistem pelayanan yang pas dan sesuai, sehingga bisa melayani semua user tersebut dalam satu waktu sekaligus.

Pemanfaat keadaan seperti ini sebagai salah satu model pengujian load testing berguna untuk mengukur seberapa tanggap website tersebut untuk melayani user yang jumlahnya banyak dalam satu waktu. Pengujian ini juga berguna untuk mengukur seberapa baik kualitas pelayanan website tersebut terhadap pelanggan atau user yang mengakses website tersebut.

3. Pengujian Kecepatan Transfer pada Laptop

Pengujian transfer kecepatan pada laptop untuk mengirim dan menerima file dalam ukuran besar

Pengujian load testing juga bisa dilakukan untuk menguji kecepatan transfer dari sebuah laptop. Cara pengujiannya adalah dengan melakukan transfer banyak file tanpa henti. Cara transfer tersebut bisa dilakukan dengan cara memindahkan file dari hardisk ke media penyimpanan lain seperti flashdisk ataupun dari media penyimpanan lain seperti flashdisk ke hardisk laptop.

Pada saat proses transfer file tersebut, dapat dilihat dan dianalisis berapakah kira-kira kecepatan transfer file tersebut. Kecepatan transfer file tersebut bisa dilihat dari kecepatan minimum, kecepatan maksimum dan kecepatan rata-ratanya. Dalam melakukan pengujian kecepatan ini, gunakanlah file-file dengan ukuran besar, misalnya 8 GB hingga 20 GB.

4. Menguji Kecepatan Pengunduhan

Proses pengecekan kecepatan transfer data atau file bisa dilakukan melalui pengujian load testing

Selain untuk menguji kecepatan transfer data atau file, pengujian load testing juga bisa dilakukan untuk menguji kecepatan pengunduhan. Cara pengujian load testing untuk menguji kecepatan pengunduhan adalah dengan mencoba mengunduh sebuah file yang berukuran besar dari sebuah situs website menggunakan aplikasi pengunduhan tertentu.

Nantinya, akan dilihat seberapa lama waktu yang diperlukan aplikasi pengunduhan untuk  mengunduh file besar tersebut. Gunakanlah beberapa jenis aplikasi pengunduhan dan bandingkan seberapa cepat waktu yang diperlukan untuk mengunduh masing-masing file tersebut. Dari pengujian tersebut, dapat dilihat aplikasi mana yang memiliki kecepatan pengunduhan yang lebih cepat.

5. Menguji Kualitas Pelayanan Sebuah Server

Kualitas server juga dapat diuji melalui load testing

Model pengujian load testing juga dapat digunakan untuk melakukan pengujian kualitas pelayanan terhadap sebuah server. Pengujian kualitas pelayanan sebuah server ini dapat dilakukan dengan cara menjalankan banyak permintaan pada server pada waktu bersamaan.

Kemudian lihat seberapa cepat respon server tersebut terhadap permintaan yang banyak tersebut dan bagaimana respon server tersebut terhadap traffic yang besar. Dengan demikian, hasil dari pengujian tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menganalisis kualitas pelayanan dari sebuah server.

Demikianlah beberapa contoh pengunaan tipe pengujian load testing yang bisa dilakukan. Selain beberapa contoh tersebut, masih banyak contoh penggunaan tipe pengujian load testing lainnya yang bisa dilakukan.

Kelebihan Menggunakan Tipe Pengujian Load Testing

Tipe pengujian load testing merupakan salah satu tipe pengujian yang paling sering digunakan. Ada beberapa alasan yang menjadikan tipe pengujian load testing ini menjadi pilihan banyak orang.

Salah satunya adalah karena cukup banyaknya kelebihan yang ditawarkan oleh tipe pengujian ini. Beberapa kelebihan dari tipe pengujian load testing ini antara lain adalah:

1. Dapat Mengetahui dan Menentukan Skala Kemampuan dari Sistem

Tujuan utama dari melakukan pengujian menggunakan tipe pengujian load testing adalah untuk melihat seberapa kuat atau bagaimana respon dari sebuah sistem terhadap beban yang diberikan. Dengan menggunakan model pengujian tipe load testing, dapat dilihat seberapa besar batas kemampuan maksimal dari sebuah sistem.

Dengan mengetahui batas kemampuan dari sebuah sistem, dapat membantu para developer ataupun pihak lainnya untuk mengidentifikasi seberapa besar batas kapasitas maksimal yang bisa dilakukan oleh sebuah sistem yang sedang diuji.

Ketika kapasitas dari sebuah sistem diketahui, maka akan lebih memudahkan dalam menentukan kebutuhan infrastruktur apa saja yang perlu ditambah dan ditingkatkan untuk meningkatkan kemampuan dari sistem tersebut.

2. Sebagai Bahan Evaluasi Terhadap Sistem yang Sedang Dibangun

Hasil pengujian sebuah sistem dengan menggunakan metode pengujian load testing dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dari sistem yang dibangun tersebut.

Pengujian load testing dilakukan dengan melihat respon sistem tersebut terhadap beban yang diberikan. Biasanya beban yang diberikan tersebut merupakan standar maksimal yang harus dapat dipenuhi oleh sebuah sistem yang sedang dibangun tersebut.

Jika sistem tersebut memiliki respon yang buruk terhadap beban yang diberikan, maka sistem tersebut dapat dikatakan belum memenuhi standar dan belum bisa di sebarkan atau digunakan.

Perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu terhadap sistem tersebut dan akan dilakukan pengujian kembali. Pengujian dapat terus menerus dilakukan hingga sistem yang telah dibangun tersebut dapat memenuhi standar yang telah ditetapkan sehingga siap disebarkan dan digunakan.

3. Meningkatkan Kepuasan Pengguna

Kelebihan lainnya dari metode pengujian dengan tipe load testing adalah dapat meningkatkan kepuasan pelanggan. Hal ini dikarenakan tipe pengujian load testing adalah dengan menguji sebuah sistem dengan menggunakan beban yang cukup besar.

Beban yang besar ini biasanya merupakan kapasitas maksimal dari standar yang telah ditetapkan. Jadi apabila sistem tersebut lolos dari pengujian load testing ini, maka sistem tersebut sudah berhak disebarkan.

Biasanya untuk sebuah sistem website, beban yang diberikan adalah berupa pengkases yang banyak dalam satu waktu. Pengujian load testing biasanya akan melihat seberapa cepat respon dan bagaimana  kinerja website tersebut ketika memiliki banyak pengunjung dalam satu waktu.

Apabila respon yang diberikan cepat, maka akan membuat pengguna menjadi puas dan tidak menutup kemungkinan pengguna tersebut akan mengunjungi kembali website tersebut.

4. Mengurangi Resiko Down pada Sistem

Biasanya sebuah sistem akan mengalami down karena diakibatkan oleh jumlah beban yang ditampung melebihi kapasitas dari sistem tersebut. Pengujian dengan tipe load testing bertujuan untuk mengetahui seberapa besar beban yang dapat ditampung atau ditahan oleh sistem tersebut.

Ketika kemampuan atau besarnya beban yang dapat ditampung sistem diketahui, maka seorang developer dapat mengawasi atau membatasi berapa jumlah beban yang bisa ditampung oleh sistem tersebut ketika sudah disebar atau dijalankan untuk kalangan luas.

Selain itu ketika beban yang ditampung melebihi dari beban maksimal yang telah ditentukan, maka seorang developer dapat menentukan strategi apa yang harus dilakukan untuk mengatasi atau menghadapi kondisi tersebut agar resiko down pada sistem dapat dikurangi.

5. Mengurangi Biaya Kegagalan

Ketika pengujian dilakukan sebelum sistem diluncurkan, maka akan dapat mengurangi biaya kegagalan. Bila dibandingkan dengan biaya kegagalan yang terjadi ketika sistem telah diluncurkan, tentu saja jauh lebih kecil.

Hal ini dikarenakan sistem telah diuji dengan beban yang disesuaikan dengan kondisi yang bisa terjadi ketika sistem telah diluncurkan. Maka hasilnya biasanya tidak akan jauh beda dengan keadaan sebenarnya.

Jika tidak melakukan pengujian berdasarkan keadaan yang sebenarnya di lapangan, maka biasanya resiko kegagalan sistem akan menjadi lebih besar. Ketika sistem mengalami kegagalan setelah dirilis, maka akan memerlukan biaya yang lebih besar untuk memperbaikinya.

Demikianlah beberapa kelebihan dari model pengujian load testing. Kelebihan tersebutlah yang menjadikannya sebagai model pengujian yang paling banyak digunakan oleh para developer.

Beberapa Jenis Tool Load Testing

Ada banyak sekali tools yang bisa digunakan dalam melakukan pengujian sistem dengan menggunakan tipe pengujian load testing. Tools tersebut berguna untuk berbagai jenis aplikasi atau sistem yang biasanya dibangun atau dibuat oleh seorang developer. Beberapa contoh tool load testing berserta fitur-fiturnya antara lain adalah sebagai berikut:

1. WebLOAD from RadView

Merupakan salah satu tools dari model pengujian load testing. WebLOAD from RadView ini merupakan tipe pengujian yang melakukan pengujian dengan lebih mmprioritaskan kepada sikap profesionalitas kerja.

Hal ini dikarenakan tools ini melakukan pengujian beban terhadap sistem dengan skala perusahaan.

Web LOAD from RadView ini memiliki beberapa fitur utama, diantaranya adalah memungkinkan dpelover untuk merekam dari setiap tindakan sehingga menghasilkan skrip pengujian dari interface JavaScript  yang membuatnya menjadi mudah untuk dikelola.

Selain itu, WebLOAD from RadView ini juga dapat mengaktifkan pengujian dari kinerja untuk berbagai server, aplikasi web, cloud, dan aplikasi mobile. WebLOAD from RadView ini juga dapat berintegrasi baik dengan produk dari SAP, Oracle, Microsoft dan produk lainnya.

2. Locust

Locust merupakan sebuah tools dari tipe pengujian beban yang bersifat open source. Locust dapat memungkinkan para developer untuk menentukan berbagai macam perilaku pengguna menggunakan Phyton.

Sistem pengujian dilakukan dengan cara menguji kinerja dari sistem dengan jutaan jumlah pengguna sistem tersebut dalam waktu yang bersamaan. Adapun fitur utama dari tools load testing Locust ini adalah memungkinkan pengujian dapat dilakukan di berbagai jenis sitem manapun dan bisa digunakan untuk menguji beberapa sistem sekaligus.

Selain itu, tools ini juga memungkinkan untuk menulis expressive scenarios di dalam plain-old Phyton.

3. Load Multiplier

Load Multiplier merupakan sebuah model pengujian framework untuk menguji produk IT antar domain seperti perbankan, telekomunikasi, web, dan proprietary protocols.

Selain itu, Load Multiplier juga menyediakan library bagi klien, sehingga dapat menghasilkan real field traffic. Load Multiplier ini juga muncul dengan sebuah front end berbasis website dan back end engine berbasis C/C++ yang powerfull.

Adapun fitur utama dari Load Multiplier adalah menyediakan load testing dalam jangkan waktu lama yang stabil. Pengujian sistem menggunakan Load Multiplier ini didasarkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah IoT, RTP, RTCP, HTTP, SOAP, REST, WebRTC, SIP, IMS, dan beberapa hal lainnya.

4. Loader.io

Tools pengujian tipe load testing ini menyediakan mode pengujian beban dengan cloud yang sederhana. Biasanya Loader.io ini merupakan tools pengujian dari load testing yang dapat digunakan untuk menguji tingkat stress dari aplikasi website dan juga aplikasi ketika diakses banyak pengguna dalam waktu yang bersamaan.

Loader.io ini memiliki fitur utama, diantaranya adalah developer dapat melakukan pengujian kapan saja dan dimana saja. Selain itu, hasil dari pengujian disajikan dalam bentuk grafik deskriptif sehingga memudahkan dalam proses analisis hasil pengujian.

Demikianlah penjelasan mengenai apa itu load testing, bagaimana cara kerjanya, beberapa contoh penerapan, kelebihan dari pengujian beban, dan beberapa contoh aplikasi load testing. Semoga bermanfaat.

Bagikan tulisan di atas melalui Facebook, Twitter, Instagram, WhatsApp, dan Line jika anda rasa bermanfaat untuk orang-orang di sekitar anda. Dukung terus kami dengan cara Follow Fanspage FB, Twitter, dan Youtube kami ya.

About The Author

Gabung Bersama +30.000 Pembaca Kami!

Daftarkan email anda untuk mendapatkan artikel terbaru dari Situstarget.com.

Proses pendaftaran hampir selesai, mohon cek email Anda dan Klik tombol konfirmasi.

Pin It on Pinterest

Share This