Mengapa Anda Benci Barang-barang dengan Harga Murah?

Mengapa Anda Benci Barang-barang dengan Harga Murah?

Padahal Tidak Semua Barang dengan Harga Murah itu Selalu Murahan!

Ada cerita menarik sekali dan bikin saya tertawa terpingkal-pingkal, ketika pertama kali mendengarkannya. Cerita ini saya dapat dari salah satu sahabat saya, yang saudaranya kebetulan baru pulang dari luar negeri.

Di luar negeri ia sempat membeli tas bermerk yang kebetulan pada saat itu lagi jadi perbincangan hangat di kalangan ibu-ibu. Melihat peluang itu, ia membeli tas bermerk tersebut dengan harga US$400.

Saya tidak diceritakan berapa tepatnya kurs rupiah pada saat itu, tetapi angkanya jika dirupiahkan sekitar empat jutaan. Ketika sampai di Indonesia, ia coba jual lah tas tersebut ke salah satu teman dekatnya.

Baca juga: Waspadai Teknik Kejahatan Skimming ATM, Bagi Anda yang Memiliki Kartu Debit Wajib Membaca Artikel Ini

Harganya hanya dinaikan sedikit, dari empat juta menjadi empat juta lima ratus ribu rupiah. Terus tahukah bagaimana reaksi dari teman dekatnya itu? Dia bilang “Ah ini mah tas KW Super, aslinya mah lebih dari tujuh juta! Saya ga mau yang KW!”

Jeger! Itu tas dibeli padahal asli. Alhasil transaksi pertama gagal, malah diceramahin ini itu oleh teman dekatnya. Kepikiran akhirnya ia mau jual tas tersebut ketika ada arisan keluarga besar.

Pepatah bilang, “Belajarlah dari kegagalan”. So, pada kesempatan yang lain di arisan keluarga besar, ia mencoba tas yang baru dibelinya dari luar negri itu. Dijual dengan harga Rp. 7.000.000,- (tujuh juta rupiah!), daaaaan.

Baca juga: Ini Dia Alasan Mengapa Anda Harus Mengetahui BI Checking dan IDI Historis Anda Sendiri

Pada moment arisan keluarga besar itu, tas tersebut terjual. Gubrak! Wahahaha. 😆
Saya sendiri pas denger cerita itu geleng-geleng kepala, sedangkan sahabat saya berulang kali nanya pertanyaan yang sama ke saudaranya. Itu beneran? Itu serius? Kok bisa? Ah parah-parah… (saking ga percayanya).

Menarik ya bagaimana suatu barang dengan harga murah atau mahal ternyata dapat berpengaruh terhadap persepsi seseorang terhadap merk tertentu. Sekarang yuk kita bahas mengapa hal ini bisa terjadi, kita bedah dari kacamata sudut pandang psikologi. Siap?

Baca juga:  Duplikasi anak kepada orang tua itu seperti apa?

1. Zaman Dahulu untuk Membeli Satu Buah Nanas, Harganya Bisa Selangit!

Pada zaman dahulu tahukah Anda untuk membeli sebuah nanas diperlukan uang sebesar £5,000. Dahulu ketika Christopher Columbus membawa buah nanas pertama kali ke eropa dari amerika.

Saat itu masih sangat sulit untuk mengangkut barang dari satu tempat ke tempat yang lain. Dan lagi buah tersebut masih sulit untuk dibudidayakan. Bahkan beberapa negara memberikan mendirikan bangunan mirip dengan buah nanas sebagai bentuk penghormatan karena buah itu langka dan mahal.

Baca juga: Hal-Hal yang Perlu Anda Ketahui Tentang Kartu Kredit

Lantas hari ini apakah harganya masih sedemikian mahal? Syukur Alhamdulillah kemajuan teknologi memberikan berbagai kemudahan untuk manusia. Tidak hanya itu, akses transportasi, di darat, pelabuhan, bandara, pesawat, kapal, dan seterusnya sudah banyak sekali.

Bahkan surat yang dikirimkan dari luar negeri, tepatnya negara Inggris hingga sampai rumah saya di Depok, Indonesia. Biayanya tidak sampai £3. Di sisi lain, jika saya ingin mengirim dokumen dari Depok ke Timika yang masih satu negara, saya harus membayar sekitar Rp. 80.000,- hingga Rp. 94.000,-.

2. Zaman Dahulu Semua Dibuat Oleh Tangan Manusia, Saat Ini?

Dahulu sebelum perkembangan teknologi secanggih hari ini, semua masih dikerjakan secara manual alias handmade. Pertama, dibutuhkan skill untuk membuat barang-barang tertentu dan tidak semua orang dapat membuatnya.

Tentunya hal tersebut menjadi salah satu faktor mengapa barang-barang menjadi lebih mahal. Kedua, proses produksi yang tentunya memakan waktu lebih lama. Konsumen harus menunggu lama barang yang dipesan karena semua dikerjakan tanpa bantuan mesin.

Baca juga: Inilah Alasan Mengapa Anda Perlu Berinvestasi Koin Perak Dirham

Di sisi lain, permintaan meningkat namun dari segi kapasitas produksi terbatas. Lonjakan harga terhadap barang tersebut akhirnya tidak dapat dihindari. Namun di era saat ini, teknologi semacam mesin, robot, komputer, dll membuat percepatan yang begitu luarbiasa pada proses produksi.

Alhasil dua masalah utama di atas dapat diselesaikan. Meskipun hingga saat ini masih ada sebagian barang yang tetap diproduksi oleh tangan manusia. Karena teknologi saat ini tidak dapat menggantikannya. Mungkin di masa depan tantangan yang saat ini dihadapi, bisa lebih terjawab. 🙂

Baca juga:  Orangtua yang didengar anaknya

3. Revolusi Industri Telah Membawa Banyak Perubahan

Produksi masal dengan bantuan mesin, barang menjadi berkualitas lebih baik, dan di sisi lain harga murah
Produksi masal dengan bantuan mesin, barang menjadi berkualitas lebih baik, dan di sisi lain harga murah

Perubahan setelah era revolusi industri, yaitu produsen dapat membuat barang-barang dengan kualitas lebih baik dibandingkan buatan tangan manusia, dan dapat diproduksi dalam jumlah banyak.

Hal ini yang membuat barang-barang yang tadinya memiliki harga yang tinggi, dengan nilai yang tak sebanding. Bisa dimiliki oleh kalangan manapun, dan dengan nilai yang tidak berubah tetapi memiliki harga yang jauh lebih murah.

Berikut ini adalah video lengkap mengapa Anda membeli barang-barang dengan harga murah? #Psikologi


Bagikan juga tulisan di atas jika bermanfaat bagi Anda melalui sosial media Facebook, Twitter, Google Plus, LinkedIn, dan Path ke teman-teman Anda.

Gabung bersama www.situstarget.com/blog dan dapatkan artikel terbaik dari website ini setiap minggunya. Caranya, masukan nama lengkap dan alamat email Anda di form pendaftaran yang ada di bawah artikel ini.

About The Author

SubscribeSekarang!

Dapatkan akses eksklusif untuk tips digital marketing, panduan teknologi, dan masih banyak lagi!

Proses pendaftaran hampir selesai, mohon cek email Anda, dan klik link konfirmasi pendaftaran newsletter Anda.

Pin It on Pinterest