Inilah Alasan Mengapa Anda Perlu Berinvestasi Koin Perak Dirham

Perkenalan Sederhana dengan Koin Perak Dirham

Mengapa tak memilih koin perak dirham sebagai investasi Anda? Tidak berbeda dengan emas, nilai jual koin perak dirham tidak tersentuh inflasi/deflasi serta tidak dipengaruhi oleh krisis global perekonomian dunia. Investasi perak termasuk aman dan menguntungkan. Artikel ini akan menjelaskan alasannya.

Apa Itu Koin Perak Dirham?

Gambar koin perak dirham Islamic Mint Nusantara (IMN) via tokodinardirham.wordpress.com
Gambar koin perak dirham Islamic Mint Nusantara (IMN) via tokodinardirham.wordpress.com

Dirham adalah koin perak 99.95 dengan berat 2.975 gram. Agar tidak rancu dengan dinar, yaitu koin emas 22 karat dengan berat 4.25 gram. Di Indonesia, PT. Antam memproduksi, melakukan standardisasi, serta mencetak dirham dan dinar ini.

UBPP logam mulia PT. Antam adalah satu-satunya produsen koin bullion emas di Indonesia yang telah melalui proses sertifikasi ISO 17025, dari LBMA (London Bullion Market Association).

Baca juga: Koin Emas Dinar untuk Investasi Jangka Panjang

Sementara untuk kompetensi sebagai laboratorium penguji dikeluarkan oleh KAN (Komite Akreditasi Nasional). Oleh karenanya bisa digunakan sebagai alat tukar langsung secara global dengan standardisasi oleh WITO (World Islamic Trade Organization).

Nilai tukar koin perak dirham mengikuti naik turunnya nilai nominal uang kertas terhadap harga spot emas dan perak dunia. Nilai ini ditentukan pada saat penukaran. Harga koin dirham termasuk fluktuatif, tergantung pada harga perak dunia ditambah biaya cetak.

Harga jual dirham per 6 Januari 2016 (PT. Antam) adalah:

Nama Berat Unit Harga (termasuk pajak 10%)
Dirham 2.975 Gr Rp/pcs Rp86.471,00

Menilik Kegunaan Koin Perak Dirham

Kegunaan koin perak dirham via wakalanusantara.com
Kegunaan koin perak dirham via wakalanusantara.com

Dirham dan dinar memiliki berbagai fungsi. Dalam muamalah Islam, seperti yang dilakukan di Madinah antara lain:

1. Perdagangan dan Jual Beli

Sebagai uang, dinar dan dirham murni dapat digunakan untuk membayar barang dan jasa. Di masa Rasulullah, seekor ayam dibeli seharga 1 dirham. Hingga hari ini, harganya tetap sama.

Sedangkan 1 ekor kambing dewasa seharga 1 dinar, masih sama hingga hari ini. Ini berarti selama 1400 tahun, inflasi dinar dan dirham nol. Tak ada alat tukar manapun di dunia yang bisa melakukan hal yang sama.

2. Pembayaran Zakat Maal

Pelaksanaan zakat telah diatur dalam fikih 4 Imam Madhab ahlul sunnah wal jamaah. Sebagai aturan syariah, fikih ini telah dijalankan oleh khalifah dan sultan selama berabad-abad, zakat mal ditunaikan dalam emas dan perak.

3. Sebagai Uang

Emas dan perak merupakan uang global selama berabad-abad di seluruh dunia. Sebagai alat pembayaran internasional, emas menghilangkan hambatan yang timbul, akibat perbedaan mata uang kertas di setiap negara.

4. Untuk Tabungan atau Simpanan

Jelas bahwa menabung dalam emas dan perak menjadi benteng dari inflasi dan deflasi, maupun spekulan keuangan. Nilai emas dan perak tetap kokoh, lebih kuat dari mata uang kertas mana pun.

Sejarah Singkat Koin Perak Dirham

Sejarah singkat koin perak dirham via tokopedia.com
Sejarah singkat koin perak dirham via tokopedia.com

Dalam sejarah mata uang dunia, perak sebagai alat tukar uang telah digunakan selama berabad-abad. Penggunaan dinar dan dirham sebenarnya sudah berlangsung lama, jauh sebelum Rasulullah Muhammad Saw. lahir. Yang pertama kali menggunakan emas dan perak adalah Nabi Adam.

Emas dan perak juga telah digunakan pada masa Nabi Idris, 9000 tahun sebelum Masehi, sebagai Rasul ke-2 yang pertama hidup menetap. Setelah mengenal tambang emas dan perak, emas dan perak diolah menjadi mata uang yang diberi nama raqim (mata uang emas), dan wariq (mata uang perak).

Baca juga: Pilih dinar 22 karat atau 24 karat?

Sejarah mata uang raqim dan wariq ini, berlangsung cukup lama, mulai dari periode Nabi Idris, Nabi Nuh, Nabi Hud, Nabi Sholih, Nabi Dzulqarnain, Ashabulkahfi, Nabi Ibrahim, Nabi Luth, Nabi Isma’il hingga ke periode Nabi Ishaq. Penamaan “dirham” sebagai mata uang perak dan “dinar” sebagai mata uang dalam bentuk emas, baru terjadi pada masa Nabi Ya’qub dan Nabi Yusuf.

Standardisasi ukuran dinar dan dirham pada zaman Rasulullah Saw. memiliki kesamaan dengan ukuran raqim dan wariq pada masa Nabi Idris hingga Nabi Ishaq, serta pada masa Nabi Ya’qub hingga Nabi Muhammad ini. Nabi Muhammad menerapkan kaidah timbangan dinar dan dirham sesuai dengan “(berat) 7 dinar harus setara dengan (berat) 10 dirham”.

Baca juga: Tips investasi dinar emas untuk pemula

Sunnah dinar dan dirham ini kemudian diikuti oleh para Khulafâ’ur Rasyidin yang berlangsung selama 30 tahun di Madinah, sejak tahun 11 H sampai 40 H, yaitu Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq, Khalifah Umar bin Khattab, Khalifah Utsman bin ‘Affan dan Khalifah ‘Ali bin Abi Thalib.

Tradisi standardisasi dinar dan dirham ini, juga dijaga pada masa Bani Umayyah, yang berjalan selama 92 tahun, sejak tahun 40 H hingga 132 H. Lalu berlanjut pada masa Bani ‘Abbasiyyah, yang berpusat di Baghdad, selama 518 tahun, sejak tahun 132 H hingga 656 H.

Ini berlanjut hingga masa kerajaan-kerajaan kecil (Mulukut Thawâif), di benua Timur serta di benua Barat (Andalusia), yang menyelusup di masa Bani ‘Abbasiyyah. Berjalan selama 350 tahun, dari tahun 321 H hingga 685 H.

Baca juga: Kelebihan Emas Dinar Dibandingkan Mata Uang Kertas

Diterapkan pada masa Turki Utsmani, dengan 38 orang Sultan yang berpusat di Istanbul (Kontantinopel). Berjalan selama 666 tahun, sejak tahun 687 H hingga 1343 H (1924 M) atau kejatuhan kekhalifahan Turki.

Akhirnya, pada tahun 855H (1451 M), di masa Sultan Muhammad II Al-Fatah (Sultan Ke-7 Kesultanan Turki Utsmani), dinar dan dirham dibawa oleh para Walisongo melalui perdagangan sistem dinar dan dirham ke wilayah Nusantara (Asia Tenggara).

Penggunaan Koin Perak Dirham di Zaman Rasullullah via islamhariini.wordpress.com
Penggunaan Koin Perak Dirham di Zaman Rasullullah via islamhariini.wordpress.com

Dari sejarah di atas, bisa disimpulkan bahwa dirham dan dinar merupakan mata uang yang digunakan sejak masa Nabi Adam hingga masa Rasulullah, hingga jatuhnya Kekhalifahan Turki pada tahun 1924. Kedua mata uang logam tersebut digunakan oleh umat Islam selama lebih dari 1400 tahun.

Sebelum kedatangan Islam, orang Arab atau bangsa Quraisy, sudah memiliki hubungan dagang dengan beberapa negara tetangga. Meski demikian, mereka tidak mempunyai mata uang cetakan sendiri. Uang emas berasal dari Romawi dan uang perak berasal dari Persia, serta sedikit dirham berasal dari Yaman.

Baca juga: 7 Fungsi Dinar dan Dirham “Kekinian”

Baru pada masa Islam, Rasulullah telah menetapkan dinar dan dirham sebagai mata uang yang sah dalam perdagangan. Seorang sahabat Rasulullah, Arqam ibn Abi Arqam, ahli dalam menempa emas dan perak, membantu beliau dalam menetapkan timbangannya.

Demikianlah penjelasan koin perak Dirham, alasan mengapa Anda sebaiknya meliriknya. Semoga bermanfaat bagi pilihan investasi Anda.


Apakah tulisan di atas memiliki manfaat untuk Anda? Bagikan artikel di atas di sosial media yang Anda miliki, baik di Facebook, Twitter, Google Plus, LinkedIn, dan Path agar teman-teman Anda mendapatkan manfaat yang serupa.

Ingin mendapatkan artikel dari www.situstarget.com/blog setiap minggunya? Saya akan bagikan artikel yang bermanfaat insyaAllah seputar edukasi investasi, tips berinvestasi, bisnis, dan tips mengelola keuangan untuk Anda secara rutin.

Daftarkan nama lengkap dan alamat email Anda di kotak form yang ada di bawah artikel ini. Jangan lupa cek email Anda setelah proses pendaftaran usai dan klik link konfirmasi pendaftaran.

Jika tidak ada di inbox atau kotak masuk. Anda dapat mengecek pesan tersebut kemungkinan berada di kotak atau folder spam. Tenang, kami tidak akan melakukan kegiatan spamming! 🙂

About The Author

Gabung Bersama +30.000 Pembaca Kami!

Daftarkan email anda untuk mendapatkan artikel terbaru dari Situstarget.com.

Proses pendaftaran hampir selesai, mohon cek email Anda dan Klik tombol konfirmasi.

Pin It on Pinterest

Share This