Cara efektif mengawasi anak

Setelah banyak sekali kejadian yang terjadi kecelakaan demi kecelakaan akibat dari lalainya pengawasan terhadap anak, yang dapat membahayakan anak-anak seperti pada video berikut ini “Seorang Anak tertabrak mobil kendaraan yang sedang parkir di teras rumah“. Maka sudah sepantasnya untuk orangtua berbenah diri agar hal-hal yang terjadi di dalam video tidak menimpa keluarga kita.

Semoga artikel ini dapat kembali mengingatkan untuk orangtua agar ketika dalam aktivitas mengawasi anak tidak sembarang hanya mengawasi anak secara visual saja tetapi lebih dari itu. Berikut ada beberapa tips dan saran terhadap cara efektif mengawasi anak di antaranya kita akan membahas soal penataan ruang untuk anak, berkerjasama dengan keluarga dalam mengawasi anak, dan waspadai jam-jam sibuk Anda disela-sela Anda harus mengawasi Anak!

1. Penataan ruangan penting guna menjaga anak  aman

Hal ini terkait Anda harus membuat suatu batasan-batasan di mana si Anak dapat mengakses untuk ia dapat bermain dengan aman dan nyaman. Hindari anak bermain di ruang kantor jika rumah Anda memiliki kantor, atau Anda mengajak anak Anda ke dapur sehingga Anda dapat melakukan aktivitas lain sambil mengawasi anak karena itu sangat berbahaya! Berikut berita yang tak kalah mengerikan dari tribunnews.com:

TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK – Guston Lindependen, bayi berusia 11 bulan terbaring lemah di tempat tidur nomor 7, ruang Roses atau Anak,  RS Promedika, Selasa (2/8/2011). Ia terbaring terlentang dilapisi daun pisang agar kulit yang terkena luka bakar tidak menempel dan akhirnya terkelupas.
Bayi laki-laki ini sekali-kali menangis menahan sakit dan panas akibat luka bakar di sekujur badan dan lengannya. Usai menangis ia kembali menutupkan matanya. Terlihat dari wajah tampan bayi mungil ini mencoba menahan rasa sakit akibat lukanya.
Akibat terkena siraman minyak goreng, kulit Guston merah dan terkelupas. Peristiwa menyedihkan ini terjadi akibat ia masuk dalam kuali yang berisi minyak goreng.
“Saya yang salah, saya habis menggoreng, meletakkan minyak itu terlalu dekat ke bawah. Saya cuci kuali, saya suruh kakaknya usia sembilan tahun menjaga Guston. Kakaknya membiarkannya, lalu tangannya menyambar tempat minyak. Minyak tumpah ke badannya,” ujar ibunya kepada Tribun Selasa (2/8/2011), malam di RS Promedika.
Atia (34) ayah Guston, warga Sukabangun, Kecamatan Delta Pawan, Kabupaten Ketapang, kemudian membawanya ke Rumah Sakit Fatima Ketapang. Mengingat luka bakar yang dialami Guston cukup serius, kedua orangtuanya membawa ke Pontianak untuk mendapatkan penanganan cukup serius.
“Dibawa ke RB Fatima, katanya dibawa ke Pontianak supaya mendapatkan perawatan oleh dokter ahlinya. Tadi sudah dikasih resep, belum diperiksa dokter. Tunggu pukul 21.00 WIB karena masih tarawih,” ucap Atia.
Sebelumnya, Guston saat dilarikan di RB Fatima diberikan infus. Di sisi lain, Atia mengaku keberangkatannya ke Pontianak berkat dukungan keluarga dan teman-temannya di Ketapang. Ia sendiri sebagai penjaga toko di Ketapang, mengaku tidak memiliki biaya cukup untuk keberangkatan anaknya.
“Saya berangkat ke sini dibantu keluarga,” ucapnya. Iapun membuka jika ada yang ingin membantu keluarganya. Sebab, ia sendiri tidak tahu berapa biaya yang harus dibutuhkan agar anak ketiganya cepat sembuh. Sementara dua anaknya kini dititipkan di tempat keluarganya di Ketapang.
Seorang perawat di RS Promedika menuturkan Guston mengalami luka bakar terkena minyak.
“Kalau dilihat Guston cukup sehat sebelum terkena siraman minyak goreng. Luka bakar terdapat di dada, tangan kanan, dan kiri seluruhnya hingga ke telepak. Ini bisa mengakibatkan dehidrasi dan infeksi. Dia terus dipantau dan ditangani dokter anak dan dokter spesialis bedah anak,” pungkasnya.
Sumber: http://www.tribunnews.com/regional/2011/08/03/saya-yang-salah-bayi-lucuku-tersiram-minyak-panas

2. Berkerjasama dengan keluarga dalam mengawasi anak

Berbicara keluarga maka Anda dan keluarga inti dan keluarga besar adalah tim, maka perlu adanya kerjasama yang saling mendukung satu sama lain. Anda perlu membuat suatu sistem kerjasama yang baik antara ibu, ayah, babysitter jika Anda menggunakan jasa pengasuh anak di rumah, kakek dan nenek jika ada di rumah Anda, atau dengan anak Anda yang sudah masuk di usia dewasa guna menjaga si kecil agar tetap berada dalam pengawasan.

Sistem yang sudah dibuat ada baiknya dalam periode atau waktu tertentu dievaluasi secara mendalam dan menyeluruh sehingga hal-hal yang tidak semestinya dilakukan, atau ada hal-hal yang semestinya harus dilakukan dapat dikerjakan oleh tim dengan cepat dan tepat. Ingat peran mengawasi anak jangan dibebankan kepada satu pihak tertentunya saja misalkan ibu saja, karena peran ayah juga penting di dalamnya. Maka dalam pengawasan anak semua pihak harus terlibat di dalamnya guna menjaga anak agar tetap aman.

3. Waspadai jam-jam sibuk Anda disela-sela Anda harus mengawasi Anak!

Jika Anda memiliki waktu yang sibuk dalam kegiatan rutinitas sehari-hari tetapi tetap harus mengawasi anak, maka Anda perlu mewaspadai dan memberikan atensi lebih terhadap kegiatan pengawasan Anda. Jika memang aktivitas selain pengawasan terhadap anak lebih memakan waktu yang lama. Coba mintalah bantuan kepada keluarga Anda yang sudah dewasa, atau titipkan ke penitipan anak.

Jangan merasa Anda mampu mengerjakan semuanya sekaligus bersamaan, walaupun otak kita memiliki kemampuan untuk melakukan multi-tasking sekalipun. Prioritas mengawasi anak agar mereka tetap dalam kondisi yang aman itu adalah prioritas yang tidak dapat diganggu gugat. Ingat lebih baik mencegah daripada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi akibat Anda salah dalam menaru hal-hal yang menjadi prioritas, serta salah dalam mendistribusikan tugas dan tanggung jawab kepada tim Anda (keluarga).

About The Author

Gabung Bersama +30.000 Pembaca Kami!

Daftarkan email anda untuk mendapatkan artikel terbaru dari Situstarget.com.

Proses pendaftaran hampir selesai, mohon cek email Anda dan Klik tombol konfirmasi.

Pin It on Pinterest

Share This