Cara Aman Menggunakan Zoom Selama Kegiatan Belajar Mengajar di Rumah

Zoom menjadi sangat populer di saat wabah virus corona seperti sekarang ini, banyak pemberitaan yang mengatakan Zoom tidak aman.

Apa yang diberitakan memang benar, mirip dengan awal mula WhatsApp dan Facebook Messenger. Zoom memang dibuat untuk keperluan bisnis (meeting virtual).

Sehingga peserta meeting online umumnya sudah teredukasi dengan baik, saat work from home dan belajar dari rumah. Pengguna Zoom dari berbagai kalangan.

Termasuk sekolah, yang notabene jarang anak sekolah SMP maupun SMA di Indonesia belajar menggunakan aplikasi tatap muka langsung seperti Zoom ini.

Perusahaan besar umumnya menggunakan layanan yang lebih aman seperti Microsoft Teams atau Cisco WebEx. Sayangnya kedua layanan tersebut berbayar.

Pertanyaannya apakah kita bisa menggunakan Zoom untuk kelas online ini secara aman? Jawabannya bisa, berikut ini panduan aman menggunakan Zoom untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di rumah.

1. Download Aplikasi Zoom dari Situs Resmi

FireShot Capture 152 - Video Conferencing, Web Conferencing, Webinars, Screen Sharing - Zoom_ - zoom.us

Boomingnya aplikasi Zoom ternyata dimanfaatkan oleh hacker jahat untuk membuat aplikasi tiruan Zoom, yang di mana aplikasi tersebut merupakan malware.

Download aplikasi Zoom yang resmi beralamat di zoom.us/download. Pastikan setiap peserta yang akan mengikuti kelas online selalu menggunakan aplikasi terbaru.

2. Guru Sebagai Host

Pengaturan Zoom

Guru sebagai host, untuk menggunakan Aplikasi Zoom pertama kali, tahapan yang harus dilakukan yaitu mendaftarkan diri di situs Zoom atau melalui aplikasi.

Sebagai host, guru bisa membuat kelas online menggunakan aplikasi Zoom. Caranya klik pada schedule meeting di situs Zoom.us dan lakukan pengaturan berikut ini.

  1. Lihat pada gambar, pada bagian meeting ID, pilih Generate Automatically.
  2. Meeting Password, buatlah kata sandi yang panjang dan unik untuk kelas online.
  3. Pada bagian Meeting Options bisa klik tulisan mute participants upon entry.

Jangan pernah menggunakan meeting ID dengan menggunakan Personal Meeting ID, karena apabila tersebar, seseorang bisa bergabung di kelas online dan mengacaukannya.

Selalu membuat meeting password, sehingga orang lain tidak dapat masuk ke kelas online langsung begitu saja. Hanya orang yang mengetahui password yang bisa masuk.

Berikutnya yaitu mengapa mute partipants upon entry? kalau kamu mengajar dengan jumlah murid yang banyak dan mereka berbicara secara bersamaan.

Bakal runyam itu kelas online, gurunya ngomong apa, murid ngomongin apa. Makanya perlu dibuat aturan tertulis juga sebelum meeting bahwa saat kelas online, guru yang sedang menjelaskan materi semua harus diam, kecuali pada saat sesi tanya jawab.

Aturan ini bisa dibuat dan dikirim ke WhatsApp setiap wali murid atau ke murid itu sendiri sebelum berlangsungnya kelas online. Pilihannya dua, mereka matikan suara sendiri dengan mute atau Host menggunakan opsi pilihan di atas.

3. Batasi Sharing Screen

FireShot Capture 153 - My Settings - Zoom - zoom.us

Umumnya masalah Zoom Bombing dikarenakan kelas online pertama tidak diatur password, menggunakan Personal Meeting ID dan tidak ada pembatasan sharing screen.

Zoom bombing adalah aktivitas pembajakan meeting online di Zoom oleh penyusup, mulai dari menampilkan konten pornografi, membagikan tautan link berbahaya, hingga menyebarkan file yang berisikan malware.

Oleh karena itu, screen sharing harus dibatasi pada kelas online. Pada pengaturan yang ada di website Zoom, pilih Personal > Settings > Meeting > Schedule Meeting > In Meeting (Basic).

Pada tulisan Who can share? Klik pada bagian Host Only dan simpan. Kalau pesertanya sudah memiliki pengetahuan teknologi yang cukup baik (termasuk tata cara nge-Zoom), tidak perlu dilakukan pembatasan semacam ini.

Sebaiknya di kelas online, guru melakukan pembatasan screen sharing.

4. Manfaatkan Waiting Room Zoom

Saat Guru menjadi Host pada kelas online, yang dilakukan berikutnya yaitu menyeleksi peserta yang boleh hadir pada kelas online tersebut.

Caranya yaitu dengan menggunakan fitur waiting room, pada fitur ini peserta yang sudah masuk dari invitation dan login dengan password tetap harus diseleksi.

Seleksi bisa berdasarkan nama peserta. Satu kelas misalnya ada Budi, Anton, dan Riko. Lalu saat di waiting room ada peserta lain yang bernama Tukimin.

Tukimin itu bukan peserta didik, bukan juga nama seorang wali murid. Nah, guru sebagai Host di kelas online bisa mengklik remove atau hapus si Tukimin ini.

Karena bisa jadi Tukimin ini adalah penyusup, sedangkan si Budi, Anton dan Riko bisa diklik tombol admit, agar mereka bisa bergabung di kelas online.

Semua peserta sudah masuk lalu klik tombol berikutnya yaitu lock meeting. Pada fitur lock meeting secara otomatis kelas akan dikunci dan tidak akan ada penambahan peserta meeting yang baru.

5. Butuh Partisipasi Orangtua

people-2564425_1920

Lagi-lagi karena aplikasi Zoom ini dibuat bukan untuk anak di bawah umur, sebaiknya orangtua tetap memantau aktivitas anak saat menggunakan aplikasi Zoom.

Anak harus diajarkan bahayanya dari child predator, saat ada yang tidak beres ketika menggunakan aplikasi Zoom, anak harus berani cerita ke orangtuanya.

Jangan pernah memberikan smartphone kepada anak tanpa pengawasan yang ketat, terutama mereka yang masih di bawah umur.

Semoga kelima tips di atas bisa bermanfaat, bagikan juga tulisan di atas melalui WhatsApp, Line, Telegram, Facebook, dan Twitter ya.

About The Author

Gabung Bersama +30.000 Pembaca Kami!

Daftarkan email anda untuk mendapatkan artikel terbaru dari Situstarget.com.

Proses pendaftaran hampir selesai, mohon cek email Anda dan Klik tombol konfirmasi.

Pin It on Pinterest

Share This