Bahagia Itu Karena Bersyukur dan Mesyukuri

Ada segerombolan orang yang berjalan di padang pasir, semua berjalan dengan berat, sangat menderita. Namun hanya satu orang yang berjalan dengan gembira. Ada yang bertanya, “Mengapa engkau begitu santai?” dia menjawab sambil tertawa, “Karena barang bawaan saya sedikit”.

Ternyata, sangat mudah untuk memperoleh kegembiraan. Cukup tidak serakah dan memiliki secukupnya saja. Ternyata benar ya yang selama ini kita pelajari tentang agama, moral, norma, nilai dari para Orang tua, Guru, maupun sekitar kita. Ketika kita diberi tahu “Jangan Serakah”, ada hal luar biasa yang memiliki arti di dalamnya.

Ada sekitar 152 informasi ketika kita mengetik kata “serakah” pada Google. Salah satu definisi yang saya ambil, menyebutkan bahwa serakah ialah selalu hendak memiliki lebih dari yang dimiliki, sekalipun telah memiliki lebih. Beberapa juga mengaitkan dengan istilah tamak, rakus, atau membangkang.

Bahagia Itu Karena Bersyukur dan Mesyukuri via julianomoreira.com
Bahagia Itu Karena Bersyukur dan Mesyukuri via julianomoreira.com

Sebenarnya, salahkah jika kita memiliki suatu keinginan untuk menjadi lebih? Tentu tidak, selama yang kita inginkan lebih itu tidak mengganggu, menyakiti atau merampas hak orang lain. Ketika kita ingin menjadi lebih sukses, lebih kaya, lebih bahagia, tidak salah karena kita ingin mencapai hal tersebut lewat perjuangan dan do’a. Namun ketika keinginan kita menjadi lebih sukses, lebih kaya, lebih bahagia dengan cara merampas hak orang lain, atau dengan mendzolimi, itu yang salah. 🙂

Kita lihat saja contoh seorang koruptor. Menurut artikel yang pernah saya baca, seseorang berkemungkinan amat kecil untuk melakukan korupsi ketika gaya hidup sederhana yang ia lakukan dan senangi. Kebanyakan orang berkorupsi adalah karena ia memiliki sifat serakah. Ingin memiliki harta yang banyak walau dengan jalur tidak halal dan meskipun itu perbuatan yang mendzalimi banyak orang.

Faktornya bukan hanya dari internal dirinya, namun bisa juga factor keluarga menjadi pemicu. Contoh, istri yang tertalu menuntut suami untuk memiliki uang lebih banyak, atau menuntuk untuk memiliki gaya hidup mewah. Akibatnya, kesempatan bertemu dengan tuntutan. Setelah itu, apakah nyaman hidupnya? Dapat dipastikan tidak.

Semoga kita dapat sama-sama belajar untuk menahan diri, dari hal-hal ingin lebih. Selalu ingat, bahwa segala hal yang berlebihan jatuhnya akan tidak baik. Ingin lebih sukses baik, kalau sesuai dengan porsi yang benar kita jadi akan lebih bekerja keras. Namun jika porsinya berlebihan, kita jadi akan amat terobsesi, yang ujungnya menjatuhkan kita.

Selalu bersyukur, merupakan salah satu kunci kebahagiaan. 🙂

About The Author

Gabung Bersama +30.000 Pembaca Kami!

Daftarkan email anda untuk mendapatkan artikel terbaru dari Situstarget.com.

Proses pendaftaran hampir selesai, mohon cek email Anda dan Klik tombol konfirmasi.

Pin It on Pinterest

Share This